Sejarah Asal Usul Pantai Karang Nini Pangandaran, Ada Kisah Cinta Sehidup Semati Dua Insan Manusia

- 27 Februari 2022, 12:26 WIB
 Pantai Karang Nini Pangandaran Jawa Barat
Pantai Karang Nini Pangandaran Jawa Barat /Instagram @pantaikarangnini/
 
 
PRIANGANTIMURNEWS - Pantai Karang Nini merupakan salah satu andalan wisata yang mendatangkan ribuan pengunjung setiap tahunnya, Pantai Karang ini terletak di Kabupaten Pangandaran provinsi Jawa Barat.
 
Sebagaimana dilansir priangantimurnews.com dari Youtube Dongeng Kita, Kabupaten Pangandaran merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Ciamis pada tahun 2012.
 
Seperti banyak tempat lainnya di nusantara Pantai Karang Nini juga memiliki kisah asal-usulnya.
 
 
Pada zaman dahulu kala hiduplah sepasang suami istri yang sudah berusia lanjut, mereka adalah ki Argapati Ara dan Nini Ambu kolot meskipun hidup seadanya dan tidak mempunyai anak Ki Argapati Ara dan ini Abdul kolot menjalani hari-harinya dengan penuh bahagia.
 
Untuk memenuhi kebutuhan Ki Argapati Ara bekerja sebagai nelayan, setiap hari Ki argapati Ara berangkat melaut ketika malam tiba dan kembali Keesokan paginya.
 
Sebagian ikan ikan hasil tangkapannya dijual ke pasar dan sebagian lainnya dijadikan lauk pauk.
 
 
 
Sedangkan Nini Ambu kolot setiap harinya sibuk mengurus rumah, “sore itu badanku seperti kok agak lemas ucap” Ki Argapati Ara, “Kalau kurang sehat sebaiknya tidak usah melaut dulu ki tidak apa-apa” jawab ni Ambu Kolot,
 
“Lagipula persediaan beras kita sudah hampir habis” Ki Argapati Ara
 
“Baiklah Ki tapi kalau sudah capek cepatlah pulang Jangan terlalu memaksakan diri." katanya.
 
 Ki Argapati Ara pun Mendayung perahunya ke tengah laut, kondisinya yang tidak terlalu sehat membuat terlihat kelelahan.
 
 
Namun Ki Argapati Ara terus Mendayung perahunya, Ki Argapati Ara berhenti Mendayung, Dia kemudian melemparkan jalanya ke laut kosong tidak seekor ikan pun menyangkut di jalanya.
 
 Ki Argapati Ara melemparkan lagi jalanya ke laut dan masih kosong benar-benar tidak seekor ikanpun terlihat, Ki Argapati Ara tidak menyerah berulang kali dia melemparkan jalanya ke sana ke mari, namun sungguh sayang tidak seekor ikan pun yang terlihat dijalanya.
 
Hingga akhirnya Ki Argapati Ara mengalami Kelelahan yang amat sangat tak tertahan, pagi pun tiba pagi itu seperti pagi-pagi sebelumnya dunia.
 
Kesibukannya di dapur ini Ambu kolot menyiapkan sarapan untuk Ki Argapati Ara Yang sebentar lagi pulang,
 
 
Matahari sudah sampai di atas kepala namun Ki Argapati Ara belum juga pulang,Nini Ambu kolot mulai dilanda kecemasan, dia memutuskan pergi ke pantai disana dia melihat banyak perahu yang sudah berlabuh tapi tidak dengan perahu milik Ki Argapati Ara.
 
Seorang tetangga yang melihat ini Abu kolot mendatanginya, Ini Ambu Kolot tidak biasanya Nini siang-siang begini berada di pantai, aku mencari Ki Argapati Ara Apakah engkau melihatnya Ki.
 
 Ki Ageng hingga siang begini dia belum pulang tetangga nini Ambu kolot pun ikut cemas mengetahui sekarang Ki Argapati Ara belum pulang dari melaut padahal sudah lewat tengah hari.
 
 
Dia pun membantu bertanya kepada tetangga-tetangga lainnya, apa Ki Argapati Ara sebelum pulang kemarin malam aku melihat Ki Argapati Ara sepertinya kurang sehat dan lelah,
Kami akan mencari kayu bakar dan semoga saja dia hanya ketiduran di atas perahunya.
 
 Ini ambil Kaulah tahu bahwa tetangganya itu sedang menghibur hatinya yang cemas tapi bagaimanapun juga, kecemasan tidak bisa hilang dari hati ini Ambu dan bahkan semakin besar seiring perahu tetangganya yang berangkat mencari Ki Argapati Ara.
 
Ketika matahari hendak tenggelam di ufuk barat terlihat perahu tetangganya mulai merapat ke pantai, maafkan kami ni Ambu kami belum berhasil menemukan Ki Argapati Ara.
 
 
Angin terlalu kencang besok pagi-pagi sekali kami akan melanjutkan pencarian sebaiknya ini pulang dulu.
 
Angin semakin kencang tinggal Nini Ambu kolot seorang di pantai dengan cahaya yang semakin temaram tiba-tiba Nini Ambu kolot hidup bersimpuh, 
 
Ya Tuhan bawalah suami hamba, bulan Nini Ambu kolot terkejut melihat sebuah batu karang tiba-tiba muncul di depannya dan ini Ambu semakin terkejut ketika sebuah suara terdengar.
 
Dulu suamimu sudah meninggal dan batu karang ini merupakan penjelmaannya. Maka Nini Ambu Kolot yang merasa sedih atas kepergian suaminya itu hanya bisa menangis dia pun kemudian berdoa.
 
 
“Ya Tuhan aku terima ini sebagai Takdirmu tapi Buatlah aku menjadi batu karang di sini agar bisa menemani suamiku” ujarnya.
 
 Angin kencang tiba-tiba datang seketika, bener Nini Ambu kolot perlahan-lahan pun berubah menjadi batu.
 
 Tuhan telah mengabulkan apa yang diminta oleh Nini Ambu kolot sejak itulah pantai tempat Nini Ambu kolot berubah menjadi batu karang itu dikenal dengan nama pantai Karang Nini sedangkan batu karang yang merupakan penjelmaan Ki Argapati Ara disebut dengan Balekambang.***
 
 
 
 

Editor: Muh Romli

Sumber: YouTube Dongeng Kita


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x