PRIANGANTIMURNEWS- Menurut al-Fairuz Abadzi dalam Al-Qamus al-Muhith, secara bahasa, aib العيب)) dapat didefinisikan sebagai cacat atau kekurangan.
Bentuk jama’nya adalah uyub. Adapun sesuatu yang memiliki aib, dalam bahasa arab di sebut ma’ib. Dalam Kitab ad-Dur al-Mukhtar, Al-Hasfaki menyampaikan bahwa sebagian ulama mazhab Hanafi menjelaskan aib dengan pengertian:
“Suatu bagian yang tidak ada dari asal penciptaanya dan hal itu dianggap sebagai bentuk kekurangan”
Baca Juga: Regulasi AFC 2022-2023: Terkait Tiga Striker Baru Persib Bandung, Resmikan!!!
Maka aib dapat diartikan sebuah cela atau kondisi seseorang dilihat dari sisi keburukannya, atau hal yang tidak baik tentangnya.
Seringkali kita mendengar suatu informasi dari orang lain lalu menjadikan hati kita merasa tidak enak, maka hal ini dapat disebut aib.
Aib dapat berupa peristiwa, keadaan, atau suatu deskripsi. Acapkali aib sendiri maupun orang lain tersebut secara tidak sadar kita sebarkan. Lebih parahnya lagi jika aib tersebut disebarkan secara sadar.
"Barangsiapa menutupi aib saudaranya, niscaya Allah pun akan menutupi aibnya pada Hari Kiamat. Dan barangsiapa yang membuka aib saudaranya yang muslim, niscaya Allah pun akan membuka aibnya hingga Dia akan memperlihatkan aibnya itu (meskipun) di dalam rumahnya " (HR. Ibnu Majah, hadits dari Ibnu Abbas, lihat Shahiihut Targhiib wat Tarhiib no. 2338)
Baca Juga: Kapolres Tasikmalaya Kota Bantu Dorong Mobil Mogok