Namun, Tuhan telah menggerakkan tangannya untuk melindungi Soekarno. Letnan penerbang Maukar, pilot pesawat itu, mendaratkan pesawatnya di pesawahan daerah Garut karena kehabisan bahan bakar.
Ia kemudian dijatuhi hukuman mati, tetapi sebelum sempat menjalani hukumannya, Soekarno mengumumkan amnesti umum terhadap PRRI/Permesta yang pernah memberontak. Makar yang termasuk dalam unsur PRRI/Permesta pun langsung dibebaskan.
Baca Juga: MENGEJUTKAN: Brigadir J Ditembak dari Belakang, Andreas: Berati Bukan Klien Kami Pelakunya
Ketiga, Usaha penembakan dalam acara Idul Adha, pada 14 Mei 1962, saat orang-orang muslim, termasuk Soekarno, sedang berjajar dalam shaf hendak melaksanakan shalat idul adha.
Shalat Idul Adha dilapangkan rumput yang terletak di antara Istana Merdeka dan Istana Negara, tiba-tiba terdengar tembakan pistol bertubi-tubi.
Tembakan itu diarahkan kepada Soekarno dari jarak 4 shaf di belakangnya.
Ketika diperiksa, penembak mengaku melihat Bung Karno yang dibidiknya ada dua orang sang menjadi bingunglah ia, hendak menembak yang mana.
Tembakannya pun meleset dari arah Soekarno yang menjadi sasaran, namun menyerempet bahu Ketua DPR Zainul Arifin dari NU yang mengimami shalat.
Baca Juga: Dana BOS Kemenag Tahap II Rp2,5 Triliun Cair, Simak Begini Alur Pencairannya
Keempat, serangan mortar dari gerombolan Kahar Muzakkar, dijalankan keluar dari lapangan terbang Mandai menuju kota, peluru mortar diarahkan untuk mengenai kendaraan Soekarno, tetapi ternyata meleset jauh.