Tak Kapok, Politikus Rasmus Paludan Kembali Bakar Al-Quran, Ini Alasannya

- 28 Januari 2023, 14:47 WIB
Potret Politikus ekstrem Rasmus Paludan orang yang membakar kitab suci Alquran di Denmark.
Potret Politikus ekstrem Rasmus Paludan orang yang membakar kitab suci Alquran di Denmark. /Instagram/@ordutime5/


PRIANGANTIMURNEWS – Aksi kontroversial kembali dilakukan oleh seorang politikus sayap kanan Eropa, Rasmus Paludan pada hari Jumat, 27 Januari 2023 siang hari waktu setempat.

Untuk kesekian kalinya ia kembali membakar Al Quran, kali ini pemimpin partai Stram Kurs itu melakukan aksi biadab tersebut di depan Masjid dekat kantor kedutaan besar Turki, di Kopenhagen Denmark.

Rasmud Paludan mengatakan kepada pemerintah Turki, jika dirinya akan rutin membakar Al Quran setiap hari Jum’at di kedutaan Turki,  sampai Swedia diberi izin bergabung dengan NATO.

Baca Juga: Memahami Arti Program Indonesia Pintar dan Kartu Indonnesia Pintar, Apa Saja Didalamnya, Simak Penjelasan 

Menurutnya aksi tersebut merupakan bentuk kebebasan berekspresi dan sebagai bentuk perlawanan pihaknya terhadap Presiden Turki, Tayyip Erdogan yang tidak kunjung menyetujui Swedia untuk bergabung bersama NATO.

Seperti diketahui, untuk masuk anggota North Atlantic Treaty Organization (NATO), satu negara memang harus mengantongi restu dari semua anggota blok itu terlebih dulu. Namun, pihak Turki sampai saat ini tak kunjung memberikan persetujuan untuk Swedia.

Banyak pihak berspekulasi, alasan kuat Turki tak memberikan restunya, karena permintaan Ankara agar Swedia menarik kembali para aktivis Partai Pekerja Kurdistan (PPK)  belum dipenuhi oleh mereka.

Dengan hubungan panas antara Swedia dan Turki itu, membuat Rasmud Paludan dalam beberapa belakangan ini melakukan  protes ekstrim dengan membakar Al Quran.

Baca Juga: Cipung Ternak Dino! Sus Rini Beri Nama Semua Dino

Seminggu sebelumnya, pada hari Sabtu, 21 Januari 2023 di dekat kedutaan besar Turki, di Stockholm Swedia,  ia juga melakukan pembakaran kitab suci umat islam. Tindakan itu menuai kecaman dari negara-negara lain, terutama dari negara muslim.

Penodaan Al Quran ini memicu protes keras dari Turki dan aksi-aksi demonstrasi di beberapa ibu kota negara-negara Muslim termasuk di Afghanistan, Irak, Pakistan, Suriah, dan Yaman.

Sementara itu, pemerintah Indonesia mengecam aksi rasial tersebut.  Tindakan itu dinilai telah melukai dan menodai toleransi umat beragama.

Bahkan Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson mengutuk tindakan Paludan sebagai aksi terkutuk yang sangat kasar, ia juga mengatakan aksi biadab itu bisa meningkatkan ketegangan negaranya dengan Turki.***

Baca Juga: Sri Mulyani Blak-blakan, Ungkap Anggaran Covid 19 Setara Anggaran Dua Ibukota Baru

Editor: Sri Hastuti

Sumber: Daily Mail


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x