Rasmus Paludan mendapatkan perlindungan dan keamanan dari polisi. Aksinya digelar setiap Jum'at. Musik keras menggelegar dari luar masjid saat berbicara, berupaya upaya untuk mengeraskan kata-katanya, dikutip dari The Associated Press.
“Masjid ini tidak punya tempat di Denmark,” ungkap Paludan
Dalam siaran langsung di halaman Facebooknya, mengenakan helm pelindung lengkap serta dikelilingi polisi anti huru-hara.
“Begitu dia (Erdogan) membiarkan Swedia bergabung dengan NATO, saya berjanji bahwa saya tidak akan membakar Alquran di luar Kedutaan Besar Turki. Jika tidak, saya akan melakukannya setiap hari Jumat pukul 2 siang.”
Baca Juga: Muntahkan Lava Pijar, Erupsi Anak Krakatau Capai 31 Kali Per Januari
Pada hari Jumat, protes diadakan di beberapa negara mayoritas Muslim untuk mengecam protes Paludan di Swedia dan beberapa insiden yang serupa terjadi di Belanda.
Kecaman serta protes datang dari negara-negara Muslim terdekat seperti Pakistan, Irak dan Lebanon, berakhir dengan orang-orang bubar secara damai.
Di ibu kota Pakistan, Islamabad, polisi menghentikan beberapa pengunjuk rasa yang mencoba berbaris menuju Kedutaan Besar Swedia.
Selain itu kecaman pun datang dari negara muslim lain, seperti Arab Saudi, Iran, Malaysia, dan termasuk Indonesia.***