Kebakaran Hutan Mengganas di Musim Panas, Chili Tak Sanggup Padamkan Api Minta Bantuan Internasional

- 6 Februari 2023, 07:33 WIB
Ilustrasi kebakaran di Chili saat malam hari.
Ilustrasi kebakaran di Chili saat malam hari. /Pixabay/


PRIANGANTIMURNEWS - Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla)  tengah mengganas di negara Chili akibat musim panas dan tiupan angin panas yang membuat kobaran api sulit padam.

Kebakaran hutan mengganas di musim panas tersebut terjadi tepatnya pada hari Sabtu, 4 Februari 2023 17:10 WIB. Angin panas menyebabkan api menyebar dengan sangat cepat, dan sulit padam.

Pembaharuan status darurat saat ini meliputi kawasan selatan La Araucania, tepatnya sebelah kawasan Biobio dan Nuble, dimana dua kawasan itu sebelumnya juga ditetapkan siaga darurat.

Baca Juga: Tiga Pengedar Sabu Ditangkap Tim Intel Polda Kaltara, Satu Orang Ditembak Karena Melawan

Ketiga wilayah tersebut memang bukan termasuk dalam kategori padat hunian, tetapi perkebunan seperti anggur, apel dan beri harus terbakar yang merupakan sumber utama ekspor negara.

Kebakaran hutan dan lahan tersebut menyebabkan kurang lebih 23 orang meninggal, 40 ribu hektar hutan terbakar, diantaranya ratusan hektar tanah warga terbakar.

Laporan lebih lanjut menyatakan 979 orang terluka parah sampai ringan dan hampir lebih dari 1.100 orang warga harus mengungsi di tempat pengungsian.

Carolina Toha, Menteri Dalam Negeri Chili dalam konferensi persnya di ibukota Santiago menyampaikan sebab terjadinya kebakaran besar di Chili.

Baca Juga: Wilayah Bali 5-7 Februari 2023 Diguyur Hujan Petir dan Angin Kencang, BMKG: Minta Masyarakat Waspada

"Kondisi cuaca telah menyulitkan pemadaman api yang telah menyebar dan kondisi kedaruratan sangat amat memburuk. Kami perlu membalikkan keadaan ini," ungkap Toha.

Pejabat setempat menyampaikan bahwa suhu di Chili mencapai lebih dari 104 Fahrenheit atau 40 derajat celcius.

Dimana kronologi kejadian, mulai tampak titik api baru di 76 lokasi berbeda pada Jum'at, 3 Februari 2023 disusul kemudian 16 titik api baru muncul pada hari Sabtu.

Atas insiden kebakaran hutan yang semakin mengganas, Toha meminta bantuan internasional. Serta telah menghubungi pihak Brazil, argentina dan uruguay saat untuk ikut membantu.

Baca Juga: Biadab! Seorang Anak Bakar Rumah Orang Tuanya Usai Tak Diberi Uang Modal Nikah! Kini Berujung Dipenjara!

Belum lama Toha menyampaikan, negara-negara Brazil Venezuela, Argentina, Amerika Serikat (AS), Ekuador dan Spanyol dilaporkan menawarkan pesawat dan mobil pemadam kebakaran.

Padahal sebelumnya pemerintah Chili sudah mencoba menjatuhkan zat penghambat kobaran api oleh helikopter pekan lalu, namun kebakaran masih terjadi.

Seluruh komponen masyarakat di Chili akhirnya turun tangan mulai dari aparat, pemadam kebakaran, dan bahkan warga setempat ikut meredakan Si Jago Merah.

Pada akhirnya memaksa pemerintah Chili memperpanjang status darurat. Kondisi menjadi semakin sulit karena musim panas yang melanda menyebabkan api sangat awet.

Baca Juga: Uji Kejelian Mata, Temukan 3 Perbedaan Gambar Pemancing Ini Dalam 30 Detik!

Atas insiden tersebut, Presiden Gabriel Boric mempersingkat masa liburannya. Membuatnya harus berkunjung dan meninjau langsung lokasi di Nable dan Biobio.

Serta Presiden berjanji, bahwa semua korban dari wilayah terdampak akan mendapat bantuan langsung.

Carolina Torres yang merupakan warga sekitar menyampaikan betapa secepatnya api menyebar, hingga dirinya tak sempat menyiapkan apapun untuk dibawa keluar rumah.

"Saya pergi meninggalkan rumah dengan pakaian yang saya kenakan dan hanya memakai sandal dan celana ini, tidak ada waktu bersiap-siap," ucap Torres.

Baca Juga: Tangani Sampah di Kota Tasikmalaya TPS3R Dapat Jadi Solusi

"Angin berhembus sangat cepat dan tiba-tiba semuanya telah terbakar, kejadian terjadi begitu cepat," akhirinya.***

Editor: Sri Hastuti

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x