Pemukim Israel Mengamuk! Bakar Rumah dan Tembak Satu Warga Palestina Relawan Gempa Turki

- 28 Februari 2023, 10:53 WIB
Kondisi kebakaran yang terjadi di Kota Huwara di Nablus Selatan pada Minggu malam, 26 Februari 2023.
Kondisi kebakaran yang terjadi di Kota Huwara di Nablus Selatan pada Minggu malam, 26 Februari 2023. /Twitter/@JalalAK_jojo/


PRIANGANTIMURNEWS - Pemukim ilegal Israel mengamuk, melakukan pembakaran rumah dan mobil serta membunuh seorang warga Palestina yang merupakan relawan gempa Turki.

Peristiwa tersebut terjadi pada Minggu, 26 Februari 2023 waktu setempat sebagai aksi balas dendam.

Atas tewasnya dua orang bersaudara pemukim ilegal Israel yang tinggal di pemukiman ilegal Har Bracha di selatan Nablus milik tanah Palestina.

Baca Juga: Rokok Elektrik Memiliki Komponen Zat Berbahaya Lebih Rendah Dibanding Rokok Konvensional

Mereka adalah pemukim ilegal dari negara tersebut, dan berkewarganegaraan Amerika Serikat (AS) yang memang berniat tinggal selamanya disana dan merampas hak tanah milik Warga.

Kota Nablus sejatinya adalah rumah warga Palestina yang memang dijajah oleh pemukim ilegal Israel,

Orang-orang Zionis Yahudi Israel itu mendatangkan orang-orangnya dari luar negeri untuk tinggal Palestina, dan membantai habis warga Palestina.

Penembakan terhadap dua orang pemukim ilegal tersebut disebabkan karena kemarahan warga Palestina yang memuncak.

Baca Juga: Semangka Si Buah Segar dan Manis yang Kaya Manfaat Bagi Kesehatan

Setelah operasi militer Israel dengan serangan berdarah mereka sendiri yang telah menewaskan 11 orang warga Nabul pada Rabu malam, 22 Februari 2023 lalu.

Pejabat Palestina menyampaikan bahwa operasi Israel tersebut berupa 'Program', bahasa Rusia yang memiliki makna kekerasan dan serangan penuh kekejaman dan besar-besaran.

Para pemukim ilegal Israel di Tepi Barat itu telah melakukan hampir 300 serangan hingga saat ini. Berupa penembakan dan pembakaran.

Mengamuk menyerang desa-desa dan membunuh warga Palestina tanpa senjata, termasuk kasus satu orang yang meninggal dalam insiden ini.

Baca Juga: Kemenkeu Road Show Mengawasi Pengelolaan Keuangan Negara

Seorang pria warga Palestina yang dibunuh tersebut bernama Sheikh Samih al-Aqtash, berusia 37 tahun.

Ironisnya, ayah dari lima anak itu baru kembali ke rumah lima hari lalu setelah menjadi relawan untuk membantu korban gempa di Turki.

Dirinya ditembak dibagian perut oleh tentara Israel di desa Zaatara di selatan Nablus dan meninggal karena luka-lukanya yang parah pada Minggu malam, 26 Februari 2023.

Dalam amukan sadis tersebut, 390 warga Palestina terluka di desa Huwara, Zaatara, Burin dan Asira al-Qibliya itu mencakup semua bagian selatan Kota Nablus.

Baca Juga: Gawat! Penyakit Flu Burung Datang Lagi, 30 Kasus Ditemukan di Tanah Bumbu Kalimantan Selatan

Bulan Sabit Merah (Medis Palestina) menambahkan bahwa mayoritas terluka akibat gas air mata yang ditembakkan oleh tentara Israel.

Serta menghirup asap dari kebakaran yang meluas akibat ulah para pemukim ilegal yang sekaligus tentara Israel berkewarganegaraan ganda.

Media Palestina melaporkan bahwa terjadi sejumlah kasus penikaman dan serangan dengan batang logam dan batu, menandakan tidak hanya tentara aktif saja yang terlibat.

Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan satu orang dirawat di rumah sakit setelah dipukul di kepala dengan batu. Menyebabkan patah tulang tengkorak.

Baca Juga: 5 Alasan Mengapa Cristiano Ronaldo bisa Menjadi Penantang Kuat Peraih Ballon d Or 2023

Sementara beberapa orang mengalami pemukulan dengan tongkat logam di wajahnya mereka hingga bengkak.

Saddam Omar, seorang warga Huwara menggambarkan kekerasan itu sebagai tindakan 'biadab' para pemukim Israel bersenjata.

Laporan tersebut disampaikan kepada kantor berita AL Jazeera, pada hari Senin, 28 Februari 2023.

“Kemarin kami menyaksikan tingkat baru kejahatan pemukim yang menjajah, di mana mereka secara agresif menyerang segalanya,” ujarnya.

Baca Juga: Kalender Formula 1 Untuk Musim 2023

“Maksud saya benar-benar semua toko, warga, supermarket, rumah, pohon, mobil, garasi mobil, dihancurkan,” lanjutnya.

“Mereka mencoba masuk ke rumah-rumah milik warga. Mereka membakar hampir semuanya di Selatan Nablus,” ungkap kemarahan Omar.

Omar menambahkan bahwa para pemukim “100 persen dilindungi oleh tentara Israel”.

Ghassan Daghlas, Kepala Pemantauan Permukiman Otoritas Palestina untuk Tepi Barat utara menyampaikan 30 rumah Palestina dan 100 mobil dibakar oleh para pemukim.

Baca Juga: Jadwal sholat, Selasa, 28 Februari, wilayah Bogor sekitarnya, lengkap dengan bacaan do'a pendek

Walau demikian tidak ada yang mengalami luka bakar, hanya luka tikaman dan memar yang mereka alami karena bentrokan.

"Serangan itu belum pernah terjadi sebelumnya dalam skala ukuran dan waktu yang singkat," ujar Daghlas.

Dimana dalang utama dari penyerangan tersebut adalah tentara Israel, yang melibatkan pemukim Israel lain ikut bergerak.

Pada Senin sore, penembakan balas dendam atas 11 orang meninggal di Kota Nablus dilakukan warga Palestina dengan menyerang mobil Israel.

Baca Juga: Jadwal sholat, Selasa 28 Februari, wilayah Gresik sekitarnya, lengkap dengan bacaan do'a pendek  

Orang Yahudi Israel yang terbunuh itu juga warga negara AS, dalam laporan Israel.

Sebelumnya pada hari Senin Israel mengerahkan ratusan tentara lagi ke Tepi Barat yang diduduki. Huwara, pintu masuk selatan utama ke Nablus memang ditutup.

Para pemukim melakukan amukan tak lama setelah dua pemukim Israel tewas dalam penembakan oleh seorang pria Palestina di Huwara.

Para pemukim adalah dua bersaudara berusia 20 tahun yang tinggal di pemukiman ilegal Har Bracha di selatan Nablus.

Baca Juga: Sedang Mendapat Kesulitan dan Masalah? Jangan Panik, Ini Cara Menyikapinya!

Pembalasan membabi buta itu telah dikecam secara luas oleh politisi lokal dan internasional, LSM dan kelompok hak asasi manusia.

Ucapan yang mengutuk disampaikan oleh Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh kata dalam sebuah pernyataan.

“Adegan pembakaran rumah dan mobil, penyerangan terhadap warga, mencegah truk pemadam kebakaran mencapai rumah yang terbakar dan menyerang ambulans yang mengangkut pasien dan terluka," ujarnya

"Semua kejahatan ini harus menghadapi intervensi internasional segera untuk menahan otoritas pendudukan dan menghentikan mereka,” lanjutnya.***

Halaman:

Editor: Sri Hastuti

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x