PRIANGANTIMURNEWS - Kelompok G7 sering dimaknai sebagai perkumpulan negara-negara terkaya Dunia, yang kerap kali merumuskan solusi perekonomian Dunia.
Negara G7 yang beranggotakan Amerika Serikat (AS), Jepang, Jerman, Inggris, Prancis, Italia dan Kanada hampir selalu melakukan pertemuan rutin untuk menangani permasalahan ekonomi Dunia.
Katakanlah ketika pandemi COVID-19 merambah, perang Ukraina-Rusia meletus, dan krisis Afrika terjadi.
Baca Juga: Presiden Jokowi Serukan Revolusi untuk Hentikan Perang di Pertemuan KTT G7
Negara G7 selalu terdepan menyuarakan dan mengambil langkah politis dan diplomasi, dari krisis yang terjadi sebagai negara yang kaya.
Langka-langka yang ditetapkan dalam forum tersebut seolah mencerminkan langsungan nasib dari negara miskin dan berkembang.
Namun, dasar nilai apa yang mengindikasikan bahwa kelompok G7 adalah negara-negara yang paling kaya? Benarkah negara tersebut sukses dengan kekayaannya?
Kelompok G7 dijuluki sebagai kumpulan negara terkaya ternyata hanya dilihat dari nilai produk domestik bruto (PDB) yang tinggi di negara.
Baca Juga: Rusia: Pertemuan KTT G7 Aliansi Anti-Rusia dan Anti-China, Indonesia Termasuk?
Kenyataannya, PDB tidak dapat mendefinisikan ketimpangan pendapatan masyarakat di negara tersebut. Antara bisa jadi, Si Kaya dan Si Miskin memiliki jarak yang sangat jauh.