Mahasiswa Fisip Unigal Lakukan Observasi Terkait Batu Kalde di Cagar Alam Pantai Pangandaran

- 30 Desember 2020, 17:36 WIB
Sejumlah mahasiswa yang melakukan Observasi Situs Batu Kalde
Sejumlah mahasiswa yang melakukan Observasi Situs Batu Kalde /Priangantimurnews/
PRIANGANTIMURNEWS- Sejumlah mahasiswa Fisip Unigal Pangandaran lakukan observasi di area peninggalan bersejarah batu Kalde Pangandaran.
 
Batu Kalde menjadi salah satu objek penelitian observasi mahasiswa kelas kerjasama Fisip Universitas Galuh.
 
Aldi Nur Fadilah (21) sebagai ketua kelompok observasi mengatakan bahwa tujuan penelitian tersebut untuk memenuhi tugas Kegaluhan yang sekarang menjadi salah satu mata kuliah di Universitas Galuh Ciamis.
 
 
"Selain untuk tugas, kami juga ingin mengetahui sejarah Pangandaran pada masa kerajaan Galuh yang terhubung dengan naskah Bujangga Manik" ucapnya pada Priangan Timur News. Rabu, 30 Desember 2020.
 
Kami melakukan observasi di dua tempat  yang konon sebagai patilasan Prabu Haur Kuning di bukit Ciputrapinggan dan Batu Kalde Pangandaran. 
 
Dari hasil observasi yang kami lakukan memang benar adanya Pangandaran bekas peninggalan Kerajaan besar.
 
Dilansir dari berbagai sumber pustaka.
Dalam naskah yang diduga peneliti berasal dari akhir abad ke-15 atau awal abad ke-16 tersebut, Bujangga Manik, seorang resi Hindu dari Kerajaan Sunda, dikisahkan dalam perjalanannya melintasi Sungai  Cikutrapi(ng)gan (Ciputrapinggan) lalu mengunjungi tempat  bernama  Pana(n)jung(Pananjung).
 
Sacu(n)duk aing ka Bakur/ka muhara Cita(n)duyan/ku ngaing geus kaleu(m)pangan/datang aing ka Cimedang/meu(n)tas di Cikutrapi(ng)gan/cu(n)duk aing ka Pana(n)jung/ka gedeng Nusa/ Wuluhen/meu(n)tas aing di Ciwulan/banyating di Ciloh-Alit/na muhara Pasuketan/ta(ng)geran na Hujung Pusus.
 
Di pesisir selatan Tanah Sunda ini, sejumlah sejarawan menduga Bujangga Manik mendatangi tempat peribadatan Hindu, yang kini dikenal sebagai situs Batu Kalde. Saat ini, Situs Batu Kalde masuk dalam kawasan Taman Wisata Alam Pananjung di Desa Pangandaran, Kecamatan Pangandaran.
 
Pada naskah ini, Bujangga Manik sama sekali tidak menyebut lokasi bernama Pangandaran. Penulis menduga, pada kurun waktu naskah ini dibuat (abad ke-15/abad ke-16), Pangandaran sebagai nama wilayah belum dikenal.***

Editor: Agus Kusnadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x