Di sisi regulasi pun, apoteker menyusun aturan-aturan pengujian vaksin, pendistribusian, pengawalan harus sesuai CDOB, CPOB, dan standar lainnya.
“Apoteker yang tersebar di berbagai lini, jadi sama risikonya dengan dokter atau perawat menghadapi pandemi ini. Belum lagi di apotek bisa terpapar langsung pasien covid,” ujarnya.
Apoteker juga berperan penting dalam meracik obat terapi Covid-19, dan menghadapi situasi keos akibat permintaan yang tinggi, sampai ulah para penimbun.
Baca Juga: Innalillahi, Ibunda dokter Zaidul Akbar Wafat, 'Selamat Jalan Guru Ngajiku'
Tak jarang, apotek juga mengalami kekosongan obat, dan yang paling parah sampai harus ditutup, karena karyawan absen dan kebangkrutan.
”Tapi di lapangan kadang dianggap belum setara dokter dan perawat. Karena itu saya buat BijakObat juga untuk ‘menampar’ para farmasis agar lebih berinteraksi dengan masyarakat,” kata David. (Tommy Andryandy/Pikiran Rakyat)***