Bahasa Cirebon, sempat digunakan pada masa pemberontakan DI/TII pada tahun 1962-1970. Saat itu terdapat anggota DI/TII yang berasal dari Cirebon.
Anggota DI/TII ini menggunakan dialek Cirebon sehari-hari. Hal ini untuk membedakan anggota DI/TII dengan masyarakat Cirebon yang tidak terlibat pemberontakan.
Dari sanalah menginspirasi salah seorang tokoh Cirebon untuk membuat inisiatif mengembangkan bahasa Cirebon menjadi bahasa bebasan yang mirip dengan bahasa Jawa dan disebarluaskan kepada masyarakat Cirebon agar tidak ada salah paham.
Bahasa Cirebon sebanyak 80 persen merupakan serapan dari bahasa Sansekerta. Malahan para ahli bahasa menyebutkan bahwa bahasa Cirebon sebagai bahasa Sansekerta kontemporer.
Para ahli bahasa juga meyakini bahwa bibit bahasa Cirebon adalah berasal dari bahasa Sansekerta. Dan sampai sekarang bahasa tersebut tetap dipakai oleh mayoritas masyarakat Cirebon.
Ituklah alasan kenapa masyarakat Cirebon tidak menggunakan bahasa Sunda dalam kehidupan sehari-harinya***