PRIANGANTIMURNEWS- Menurut penelitian, merokok dikenal sebagai pembunuh tetapi alternatif bebas tembakau mungkin sama buruknya.
Sebuah studi baru menemukan orang yang menggunakan rokok elektrik 15 persen lebih mungkin mengalami stroke di usia paruh baya daripada mereka yang merokok.
Orang dewasa yang menggunakan rokok elektrik lebih muda ketika mereka mengalami stroke pertama rata-rata 48 tahun.
Mereka yang merokok biasanya satu dekade lebih tua ketika mereka mengalami stroke pertama, pada usia 59 tahun, dan berusia 50 tahun jika mereka juga menggunakan rokok elektrik.
Baca Juga: Jenderal Andika Ditunjuk Sebagai Panglima TNI, Puan Maharani: Agar Bisa Bekerja Maksimal
Temuan ini berasal dari penelitian terhadap hampir 80.000 orang dewasa, di mana lebih dari 30.000 di antaranya menggunakan rokok elektrik baik sendiri atau dikombinasikan dengan tembakau.
Stroke jauh lebih umum di kalangan perokok tradisional 6,7 persen dibandingkan dengan 1 persen pada pengguna vape.
Tetapi para peneliti mengatakan 'publik perlu tahu' bahwa rokok elektrik bukannya tanpa risiko, mempresentasikan temuan mereka di Sesi Ilmiah Asosiasi Jantung Amerika 2021.
Dr Karen Furie, ketua Departemen Neurologi di Brown University's Warren Alpert Medical School di Providence, Rhode Island, mengatakan: “Banyak orang sadar bahwa nikotin adalah bahan kimia dalam produk vaping serta rokok konvensional.