Terungkap Penyebab Turunnya Harga Pertamax dan Naiknya Jenis yang Lain

- 1 Oktober 2022, 12:25 WIB
Ilustrasi-Pertamina memberlakukan kembali penyesuaian harga secara berkala untuk Pertamax.
Ilustrasi-Pertamina memberlakukan kembali penyesuaian harga secara berkala untuk Pertamax. /Pertamina

 

PRIANGANTIMURNEWS - PT Pertamina melakukan penyesuaian harga Pertamax BBM non subsidi, berlaku 1 Oktober 2022. 
 
Harga Pertamax Turbo (RON 98) disesuaikan menjadi Rp14.950, Pertamax (RON 92) menjadi Rp13.900 per liter.
 
Harga Dexlite (CN 51) menjadi Rp17.800 dan Perta Dex (CN 53) menjadi Rp 18.100 per liternya, berbeda dengan harga Pertamax. 
 
Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Irto Ginting mengungkapkan penyesuaian harga Pertamax BBM non subsidi akan terus dilakukan. 
 
 
Mengikuti tren harga rata-rata publikasi minyak saat ini, yaitu Mean of Platts Singapore (MOPS) atau Argus.
 
"Evaluasi dan penyesuaian harga untuk BBM non subsidi akan terus kami lakukan secara berkala setiap bulannya," dilansir Priangantimurnews.com dari Antara.
 
Pada periode September kemarin, untuk produk gasoline yakni Pertamax series mengalami penurunan harga.
 
"Sementara produk gasoil, Dexlite dan Perta Dex mengalami kenaikan harga," jelasnya. 
 
 
Harga tersebut hanya berlaku untuk provinsi dengan besaran pajak bahan bakar kendaraan bermotor, sebesar 5 persen.
 
"Seluruh harga baru ini sudah sesuai dengan penetapan harga yang diatur dalam Kepmen ESDM No. 62/K/12/MEM/2020 tentang formulasi harga JBU atau BBM non subsidi," katanya. 
 
Dia menjelaskan, Pertamina terus berkomitmen menyediakan produk dengan kualitas yang terjamin, dengan harga yang kompetitif di seluruh Indonesia. 
 
Terkait perbedaan penyesuaian harga Pertamax Series dan Dex Series, diakibatkan kondisi energi global.
 
 
Terutama geopolitik di Eropa Timur, hingga kondisi ini menyebabkan tingginya permintaan bahan bakar gas di seluruh dunia.
 
Produk bahan bakar gas merupakan bahan bakar diesel, dan harganya mengikuti MOPS Kerosene.
 
"MOPS Kerosene ini menjadi acuan harga untuk bahan baku produk diesel," jelasnya.
 
Dia menjelaskan, tingginya permintaan dan terbatasnya bahan baku menyebabkan harganya tetap tinggi, meski harga minyak dunia trennya turun. ***
 
 

Editor: Anto Sugiarto

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x