Tanah Longsor di Natuna Bawa Petaka Besar, Satu Kampung Tertimbun dan 15 Orang Meninggal

- 7 Maret 2023, 16:58 WIB
Longsor yang terjadi di Kampung Molon, Desa Pangkalan, Kecamatan Serasan, Kabupaten Natuna, Kepri pada hari Senin, 6 Maret 2023 pukul 11:15 WIB
Longsor yang terjadi di Kampung Molon, Desa Pangkalan, Kecamatan Serasan, Kabupaten Natuna, Kepri pada hari Senin, 6 Maret 2023 pukul 11:15 WIB /Basarnas/


PRIANGANTIMURNEWS - Bencana tanah longsor di Natuna membawa malapetaka besar. Satu kampung tertimbun dan sebabkan korban jiwa.

Tepatnya pada hari Senin siang, 6 Maret 2023 pada pukul 11:15 WIB. Longsor terjadi akibat hujan deras yang terus turun tanpa henti.

Longsor tersebut terjadi di Desa Pangkalan, Kecamatan Serasan, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau (Kepri) tepatnya Pulau Serasan.

Baca Juga: Sempat Dirahasiakan! STY Beri Kejutan! Line Up Timnas Indonesia Vs Uzbekistan U20

Dimana pergerakan tanah longsor itu berlokasi di lereng tebing dekat perkampungan tersebut, menimbun rumah warga dan bahkan sampai masuk ke jalan raya.

Sesuai dengan informasi dari warga Desa Pangkalan bernama Johan Wahyudi, bahwa longsor tersebut adalah musibah yang sangat besar.

"Akibat hujan turun tanpa henti, terjadi musibah longsor besar-besaran yang terjadi di Desa Pangkalan (Kampung Genting) menutupi rumah dan jalan di daerah Molon," ujar Wahyu

Akibat bencana tanah longsor tersebut, tiga kampung lain di area sekitar lokasi harus mengungsi ke tempat yang jauh lebih aman.

Baca Juga: Malam Ini Nisfu Syaban 2023, Simak Tata Cara dan Bacaan Niat Shalat Tasbih Berikut Ini

Dikarenakan laporan dari Wahyu, masih terjadi longsor susulan meski tidak terlalu besar.

Warga yang melakukan pengungsian diantaranya dari Kampung Air Raya, Air Sekain dan Genting.

Setidaknya terdapat 1.216 orang harus mengungsi dari lokasi terdekat bencana tanah longsor tersebut.
 
Sementara untuk jalan raya yang tertimbun. Laporan disampaikan oleh Sersan Mayor Rahmansyah Saragih, Plh Komandan Koramil 06/Serasan.

Baca Juga: Co Sun, Cafe Tasik Estetik yang Mengusung Konsep Co Working Space dekat Kampus Unsil

Dimana jalan yang menghubungkan antara wilayah Astaka menuju arah Koramil lumpuh total akibat material longsor yang padat di ruas jalan.

Menyebabkan tim evakuasi kesulitan untuk secara cepat melakukan pengamanan terhadap korban tanah longsor.

Dari laporan Raja Darmika,  Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Natuna menyampaikan setidaknya 15 orang meninggal.

Sekitar lima korban jiwa ditemukan di lokasi Desa Genting dan Desa Pangkalan, Kecamatan Serasan dalam keterangan BPBD.

Baca Juga: FA Selidiki Insiden Bruno Fernandes dalam Kekalahan Telak Manchester United dari Liverpool

Dengan 50 orang diantaranya dikonfirmasi masih belum ditemukan dan hilang.

Dalam laporan lain pada Selasa, 7 Februari 2023. Sekitar 27 bangunan telah tertimbun longsor. Diantaranya 26 rumah dan satu surau

Dari lokasi berbeda Junaedi, Kepala Bidang Kedaruratan BPBD  Provinsi Kepulauan Riau menyampaikan bahwa banyak kendala saat evakuasi dilakukan.

Salah satunya adalah sulitnya akses masuk pulau tersebut dan kendala jaringan telekomunikasi yang terputus akibat kondisi cuaca buruk.

Baca Juga: Tak Sudi Persib Kembali Tergelincir di Liga 1 Musim Ini! Marc Klok Angkat Bicara!

"Cuaca berubah-ubah. Angin masih kencang. Ombak sedang tinggi. Lokasi berada di beda pulau dari pusat pemerintahan Kabupaten Natuna," ungkap Junaedi

"Sekarang masih evakuasi. Semua unsur mulai dari BPBD, Basarnas, TNI, Polri dan relawan masih proses evakuasi. Jaringan terputus hingga laporan terbaru," sambungnya.

Sehingga kondisi tersebut benar-benar menyulitkan BPBD dan tim lain dalam proses pencarian, evakuasi, dan pertolongan.

Bantuan logistik untuk korban tanah longsor pun akan disalurkan oleh PT Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry (Persero).

Baca Juga: Pemotor Knalpot Bising Meninggal Usai Dilempar Batu, Polres Tasikmalaya amankan 12 Remaja

Dimana perusahaan tersebut mengalihkan pelayaran Kapal Bahtera Nusantara (BN) 01 ke lokasi bencana demi misi kemanusiaan tersebut.

Hal tersebut dikonfirmasi oleh Marsadik, General Manager ASDP Batam di Batam pada Selasa, 7 Maret 2023.

Kapal dijadualkan berangkat pada hari Selasa, tepatnya pukul 15:00 WIB atau 17:00 WIB dengan melihat kondisi.

“Iya benar, sementara pelayarannya dialihkan untuk bantuan kemanusiaan korban longsor di Natuna,” ungkap Marsadik.

Baca Juga: Konsorsium Qatar Menaikan Tawaran untuk Membeli Manchester United dari Glazers

"Nanti setelah isi bahan bakar dan logistik dan bantuan dimuat, baru akan berangkat," lanjutnya

"Kalau tidak ada kendala nanti sekitar pukul 15.00 WIB atau paling lambat pukul 17.00 WIB dan perjalanan sampai di sana diperkirakan selama 26 jam," sambungnya.

“Sebanyak-banyaknya yang bisa kami bawa, mungkin berton-ton,” akhirinya.

Menurut Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), bencana tanah longsor tersebut diakibatkan 'debris flow'.

Baca Juga: Ini Amalan-amalan di Malam Nisfu Syban 2023, Salah Satunya Baca Surah Yasin Sebanyak Tiga Kali

Yaitu berupa gerakan tanah yang timbul akibat aliran bahan rombakan, dimana faktor penyebabnya adalah kemiringan lereng tebing yang sangat curam.

Dimana hujan deras yang mengguyur lokasi tersebut dengan durasi lama dan intens, telah menyebabkan pelapukan tanah tebal yang berasal dari batuan tua granodiorit.***

Editor: Sri Hastuti

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x