"Ini adalah salah satu, mungkin hingga saat ini, bencana longsor terburuk yang pernah terjadi dalam sisi korban jiwa dalam satu kejadian," lanjutnya.
Dirinya mengungkapkan bahwa bencana yang umum di Kepulauan Natuna umumnya adalah kebakaran hutan dan lahan.
Tapi, tanah longsor yang merupakan bencana Hidrometeorologi malah menjadi bencana terburuk sepanjang sejarah dan cukup dominan saat ini di wilayah tersebut.
Potensi hujan sebelumnya memang dilaporkan sangat intens terjadi di wilayah Pulau Sumatera termasuk Kepulauan Natuna.
Bahkan tercatat dalam kurun waktu tanggal 1 sampai 2 Maret 2023, curah hujan sudah capai angka 1.000 milimeter.
Baca Juga: Miris! Polisi Temukan 43 Hektare Ladang Ganja di Aceh
Abdu mengungkap bahwa peristiwa tersebut adalah kondisi curah hujan tinggi yang sangat luar biasa.
"Ini sangat luar biasa sebenarnya, sama seperti hujan empat bulan, tumpah dalam satu hari," ujarnya.
"Dipengaruhi oleh adanya pola sirkulasi siklonik yang disebut Borneo Vortex," sambungnya.
"Terjadinya seperti sirkulasi untiran, membawa akumulatif uap air dan awan hujan yang sangat tebal," lanjutnya.