PRIANGANTIMURNEWS- Jenglot (atau disebut juga Batara Karang) berasal dari manusia yang semasa hidupnya menganut Ilmu Batara Karang.
Diyakini, bahwa ilmu ini merupakan suatu ilmu keabadian yang menjadikan pengamalnya hidup kekal abadi di dunia.
Tubuh Jenglot tidak bisa ditembus senjata, mulai dari ujung rambut hingga ujung kaki.
Sebagai resiko ilmu ini, maka orang tersebut akan susah mati. Kalaupun mati ilmunya tidak bisa musnah. Rohnya tidak diterima ilahi, jasadnya ditolak bumi.
Sehingga tubuhnya tidak dapat hancur meskipun sudah bertahun-tahun dikubur. Binatang ataupun belatung juga tidak mau menggerogotinya.
Hingga lama kelamaan jasad tersebut menciut dan mengecil, tetapi rambut dan kukunya masih terus memanjang.
Baca Juga: Daftar Lengkap Pemain Persib yang Ikut Latihan Perdana Jelang Liga 1 2022-2023
Proses penyusutan jasad ini bisa terjadi hingga ratusan atau ribuan tahun. Sampai jasad tersebut hanya berukuran beberapa centi saja. Inilah yang kemudian kita sebut sebagai Jenglot, atau Batara Karang.
Roh sang pemilik ilmu sendiri masih terkunci dalam jasadnya. Ia memang telah mati, tetapi tergantung antara dua alam. Alam kematian, dan alam kehidupan.
Manakala suatu Jenglot ditemukan, yang terjadi adalah ia ingin jasad dan ruhnya disempurnakan oleh orang yang menemukannya tersebut.
Baca Juga: Juventus vs Lazio, Ajang Perpisahan Giorgio Chiellini dan Paulo Dybala, Penonton Pun Dibuat Sedih
Agar ia bisa terlepas dari kutukan dan hukumannya, lalu damai dan tenang di alam baka.
Bentuk dan wujud Jenglot memang mirip manusia. Dengan tubuh kurus kering berwarna kecokelatan layaknya mumi, berambut panjang memutih dengan empat taring dan kuku-kuku yang terus memanjang. Matanya selalu terbuka dan tidak bisa berkedip.
Meskipun terlihat seperti benda mati, namun ada kalanya jenglot menunjukkan tanda kehidupannya.
Kadang, posisi bola matanya bergerak, kukunya memanjang, tangan dan kakinya berpindah posisi, atau bahkan kadang ia bisa bersin bila hidungnya ditutup.
Tidak sembarang orang dapat ditemui dan memiliki Batara Karang. Karena bukan kita yang memilih atau mencari jenglot tersebut. Sebaliknya, Batara Karang-lah yang mencari seseorang untuk merawat dan memeliharanya.
Dikarenakan dulunya Jenglot sempat hidup sebagai manusia, maka masing-masing Batara Karang sesungguhnya memiliki nama.
Dan nama itulah yang kemudian menjadi sebuah kata kunci atau kata rahasia untuk memberikan perintah terhadap Jenglot yang bersangkutan.***