Kemenkes: Banyak Dokter Keluhkan Alkes Dalam Negeri Kurang Bermutu

10 April 2022, 04:07 WIB
Alat Kesehatan /Antara Foto

PRIANGANTIMURNEWS- Staf Khusus (Stafsus) Menteri Kesehatan (Menkes) bidang , Ketahanan Industri Obat dan Alat Kesehatan, Laksono Trisnantoro, mengungkapkan, beberapa alasan masyarakat dan penyedia layanan kesehatan lebih suka membeli, alat kesehatan impor daripada produk lokal.

Pertama, belum banyak kampanye bangga membeli produk Indonesia untuk alat kesehatan.

"Meski tidak semua, banyak dokter yang bilang alat dalam negeri kurang bermutu. Di sini perlunya kampanye bangga beli produk alat kesehatan , Indonesia kepada para dokter sebagai pelayan kesehatan," tuturnya.

Baca Juga: Jadwal TV SCTV Hari Ini, Minggu, 10 April 2022: Para Pencari Tuhan Jilid 15, Dewi Rindu, FTV, dan Liga Inggris

Menurut Laksono, persepsi brand terhadap alat kesehatan , dalam negeri dari dokter itu sangat penting. "Kalau pasien kan ikut , anjuran dokter saja," ucapnya.

Di sisi lain, industri hulu alat kesehatan di Indonesia , belum memadai. Dirjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes Lucia Rizka Andalusia mengatakan, belum memadainya industri hulu alat kesehatan sebabkan terbatasnya ketersediaan bahan baku dalam negeri.

Selain itu ekosistem investasi di bisnis alat kesehatan di , Indonesia juga belum terbentuk. "Laboratorium uji alat kesehatan , terbatas," ujar Lucia.

Baca Juga: Ramalan Zodiak yang Terlalu Bersemangat Saat Kencan Pertama

Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) , Bidang Kesehatan Charles Honoris mengatakan, Indonesia perlu berkaca dari pengalaman negara lain yang sudah lebih dahulu punya kemandirian alat kesehatan. Misalnya, Tiongkok, Taiwan dan Korea Selatan.

Menurut Charles, negara-negara itu menerapkan dua strategi umum. Yaitu, pembukaan jalur pemasaran dan pembentukan ekosistem alat kesehatan.

Negara-negara itu memulai kemandirian dengan berkomitmen kuat untuk membeli alat kesehatan dalam negeri sebanyak mungkin. Tentunya, tetap memperhatikan unsur keamanan, kualitas dan ketersediaan. ***

Editor: Neri Januari Stiani

Sumber: Kemenkes

Tags

Terkini

Terpopuler