Gunung Semeru Meletus Kurang Lebih 50 Letusan

5 Desember 2021, 13:18 WIB
Gunung Semeru Berada di Daerah Mana? Ini Kabar terbaru Gunung Semeru yang Erupsi Hari Ini /Tangkap layar video Grup WA/


PRIANGANTIMURNEWS- Fakta meletusnya Gunung Semeru yang di kenal memiliki sejarah sebagai paku pulau jawa itu ternyata sudah terjadi kurang lebih 50 kali letusan.

Gunung Semeru, yang berada di wilayah Kabupaten Lumajang Jawa Timur kini erupsi memuntahkan guguran awan panas.

Gunung Semeru sendiri adalah gunung tertinggi di pulau Jawa. Ketinggiannya mencapai 3.676 meter dari permukaan laut.

Baca Juga: Michael Carrick Tinggalkan Manchester United dengan Rekor Tak Terkalahkan

Puncaknya Gunung Semeru juga dikenal sebagai mahameru. Selain itu ada legenda terkait gunung ini. Dikutip dari buku Soe Hok Gie yang di tulisan Rudi Badil.

ada kitab kuno bernama Tantu Pagelaran yang diyakini berasal dari abad ke-15. Di dalamnya dicatat bahwa suatu kala Pulau Jawa terombang-ambing di atas lautan.

Dalam legenda itu disebut, Batara Guru adalah penguasa tunggal, meminta para dewa dan raksasa untuk memindah Gunung Mahameru di India sebagai paku pada Pulau Jawa agar tidak bergerak.

Gunung Mahameru kemudian diletakkan di barat Pulau Jawa. Namun, karena bagian timur pulau ini terjungkit ke atas, akhirnya Gunung Mahameru dipindahkan ke timur.

Baca Juga: 7 Fakta Unik Tentang  Gunung Semeru  Lumajang Jatim: Gunung Tertinggi di Pulau Jawa

Dalam perjalanan pemindahan nya Gunung Mahameru tercecer dan membentuk gunung-gunung lainnya di Pulau Jawa.

Gunung Mahameru berhasil diletakkan di sebelah timur Pulau Jawa, posisinya miring ke arah utara.

Karena posisinya miring ke arah Utara dikisahkan ujung gunung tersebut dipotong dan potongannya itu diletakkan di barat laut.

Potongan Gunung Semeru diberi nama Gunung Pawitra yang kini dikenal sebagai Gunung Penanggungan.

Ternyata Gunung Semeru memiliki sejarah letusan yang sangat panjang.

Baca Juga: 10 Gelandang Terbaik di Dunia Saat Ini Berdasarkan Jajak Pendapat Para Penggemar di Tahun 2021

"Terbaru letusan Gunung Semeru terjadi pada tanggal 4 Desember 2021 pada pukul 16:30 WIB," hal tersebut dikutip priangantimurnews.piliran-rakyat.com dari Instagram @warungjurnalist Minggu 5 Desber 2021.

Usut punya usut dari tahun ke tahun yang perlu kita ketahui. Penjelasan berikut dikutip dari laman Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi:

Letusan pertama Gunung Semeru terjadi merupakan gunung berjenis strato dan pertama kali meletus pada November 1818.

Setelah itu kembali terjadi pada tahun 1800, letusan berikutnya terjadi pada tahun 1829, 1830, 1832, 1836, 1838, 1842, 1844, 1845, 1848, 1851, 1856, 1857, 1860, 1864, 1867, 1872, 1877, dan 1878.

Setelah terjadi tahun 1878 Gunung Semeru kembali meletus pada tahun 1884 dan terus mengalami letusan dari tahun ke tahun hingga tahun 1899

Masih bel berhenti Gunung Semeru kembali meletus pada tahun 1900 hingga tahun 1913.

Baca Juga: Ridwan Kamil Sampaikan Duka Cita dan Ikut Prihatin atas Musibah Bencana Erupsi Gunung Semeru

Kemudian Gunung Semeru kembali meletus pada tahun 1941-1942, 1945, 1946, 1947, dan 1950.

Gunung Semeru juga meletus secara berurutan dari tahun 1951 hingga 1961-1963.

Letusan beruntun Gunung Semeru terjadi dari tahun 1967-1969 dan tahun 1972 hingga 1990. Lalu disusul letusan pada tahun 1992 dan 1994.

Letusan pada tahun 1994 sendiri merupakan letusan yang cukup besar.

Letusan Tahun 2000
Pada tahun 2020, gunung Semeru mengeluarkan awan panas dan guguran lava.

Baca Juga: Prediksi Skor Ajax vs Sporting CP, Head to Head, Berita Tim, Starting XI: Liga Champions UEFA 2021-22

Tahun-tahun sebelumnya gunung ini meletus pada tahun 2004, 2005, 2007, 2011, 2016, 2018, dan 2019.

Karakter Letusan
Gunung Semeru umumnya memiliki letusan bertipe vulkanian dan strombolian yang terjadi selama 3-4 kali setiap jam.

Letusan vulkanian memiliki ciri letusan eksplosif dan kadang-kadang menghancurkan kubah dan lidah lava yang telah terbentuk sebelumnya.

Sedangkan tipe stombolian biasanya diikuti dengan pembentukan kubah dan lidah lava baru.

Pada letusan eksplosif biasanya diikuti dengan aliran awan panas yang mengalir ke lembah-lembah yang lebih rendah.***

Editor: Agus Kusnadi

Sumber: Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi

Tags

Terkini

Terpopuler