Friendly Match yang Dianggap Terlalu Serius di Indonesia

- 3 Juli 2022, 20:35 WIB
 Persik Kediri berhasil raih trophy "TROFEO RONALDINHO" usai kalahkan RANS Nusantara dan Arema FC./Instagram/@kepoball
Persik Kediri berhasil raih trophy "TROFEO RONALDINHO" usai kalahkan RANS Nusantara dan Arema FC./Instagram/@kepoball /

PRIANGANTIMURNEWS - Pada 26 Juni 2022 Rans mendatangkan bintang Barcelona dan Brasil Ronaldo de Assis Moreira atau yang biasa kita kenal dengan sapaan Ronaldinho.

Trofeo Ronaldinho yang diadakan di stadion Gajayana Malang merupakan piala pramusim antar 3 klub yakni Rans Nusantara, Persik Kediri dan Arema FC.

Tidak ada gol yang tercipta dari 3x30 menit laga berlangsung, semua pemenang ditentukan lewat tendangan adu penalti. Persik Kediri keluar sebagai juara, Arema Fc di posisi kedua dan Rans Nusantara di posisi ketiga.

Baca Juga: UPDATE KASUS SUBANG : Mengejutkan, Yoris dan Istrinya Tidak Bisa Mengelak Dengan Bukti Ini!

Ronaldinho yang di harapkan menjadi bintang pada malam itu hanya tampil satu babak selama 30 menit. Friendly Match ini ternyata hanya dianggap friendly oleh ketiga tim tersebut.

Mereka tetap bermain dengan intensitas tinggi. Ronaldinho hanya dapat sedikit sekali umpan dari rekan setimnya Rans.

Penonton yang datang dengan harapan dihibur dengan permainan indah Ronaldinho ternyata itu tidak terjadi di lapangan. Netizenpun berkomentar tentang jalannya trofeo tersebut di media sosial Twitter dan Instagram tiap klub.

Baca Juga: Drama Adu Penalti Kembali Terjadi, Berikut Hasil PSIS Semarang VS Bhayangkara FC Piala Presiden 2022

Turnamen Trofeo yang diharapkan berjalan dengan fun dan banyak tertawanya, nyatanya malah terlihat terlalu serius "Makanya, kemarin itu saya salah briefing. Saya bilang ini fun game ternyata 'di sebelah' mungkin mengganggapnya adu kungfu. Jadi salah paham kayak seruius banget mainnya, Seakan bermain di Liga Chamipons" Ujar Rudy Salim.

Seminggu sebelum laga eksibisi di Malang, Ronaldinho bermain di laga eksibisi yang dimainkan di Miami antara Ronaldinho All Stars melawan Roberto Carlos All Stars.

Laga ini dimainkan oleh berbagai bintang dari beberapa generasi. Laga tersebut dimenangkan oleh tim Roberto Carlos dengan skor 12-10. Penonton benar-benar di hibur oleh setiap bintang yang bermain di pertandingan ini.

Baca Juga: Liga Santri 2022 di Jombang Berakhir Ricuh, Ini Kronologinya

Setiap pemain bermain dengan santai dan penuh senyum, tidak ada pelanggaran keras yang terjadi karena ini memang hanya eksibisi dengan tujuan menghibur para penonton yang hadir di stadion.

Ini bukan pertama kalinya turnamen pramusim dianggap terlalu serius. Pada 2018 Bali United mewakili Indonesia untuk bermain di AFC Cup, kebetulan salah satu laga tersebut bersamaan dengan laga Bali United pada Piala Presiden 2018.

Selasa 13 Februari 2018 Bali United harus menghadapi Yangon United di stadion I Wayan Dipta, dan di keesokan Harinya Rabu 14 Februari 2018 Bali United harus bermain di Piala Presiden menghadapi Sriwijaya di stadion yang sama.

Baca Juga: Tips agar Hati Tenang Dalam Kehidupan, Ini Penjelasan Ustadz Adi Hidayat

Namun nyatanya Bali malah menurunkan squad lapis kedua ketika menghadapi Yangon dan takluk 1-3 di kandang sendiri. Pada Musim tersebut Bali United menjadi Juru Kunci di AFC Cup dan Runner Up di Piala Presiden.

Piala Presiden ini gengsinya bisa dibilang sudah sekelas piala liga, gengsi dan hadiah yang didapatkan juga bisa dibilang lumayan untuk klub Indonesia.

Bahkan beberapa klub yang berhasil juara di kompetisi ini memasukkan gelar juaranya ke official website mereka. Dan ternyata bukan hanya gelar piala presiden yang masuk kedalam, ada beberapa gelar piala pramusim lainnya masuk kedalam website klub.

Baca Juga: Inilah Daftar Tim Lolos Semifinal dan Jadwal Piala Presiden 2022, Ada Tim Underdog!!

Klub Indonesia menganggap piala pramusim terlalu serius karena kurangnya kompetisi resmi yang diadakan oleh PSSI dan PT. LIB. Jika berkaca ke kompetisi di liga besar setidaknya mereka ada 2 sampai 3 kompetisi domestik yang berjalan serentak, dan 2 kompetisi antar negara.

Indonesia dulu sempat ada piala Indonesia, namun sekarang entah apa alasannya tidak diadakan kembali. Jadi para pemain dan supporter menganggap tiap laga yang hadir sebagai ajang pembuktian demi gengsi klub masing-masing.***

 

 

 

Editor: Muh Romli

Sumber: Instagram @podcastretropus


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah