"Gencatan senjata permanent, penarikan penuh dari Gaza, pertukaran tahanan, rekonstruksi, pemulangan pengungsi dan penolakan terhadap perubahan demografis apapun di Jalur Gaza," tulis resolusi itu.
Linda Thomas, Duta Besar AS menyampaikan bahwa saat ini mereka akan menunggu konfirmasi dari Hamas terkait perjanjian resolusi gencatan senjata permanent itu.
Baca Juga: Gagal Hentikan Genosida Palestina: Direktur HAM PBB mundur! Sebut AS dan Eropa Terlibat
"Kami menunggu Hamas menyetujui perjanjian gencatan senjata yang mereka inginkan," ungkap Thomas.
"Sebab, hari demi hari tidak ada gunanya karena penderitaan semakin berlanjut," tambahnya.
"Jika negoisasi memakan waktu lebih dari enam Minggu di hari pertama, maka gencatan senjata akan berlanjut selama negoisasi berlanjut " tambahnya.
Presiden AS sebelumnya memang telah mendesak baik Hamas dan Israel untuk menerima resolusi tersebut, mengingat korban yang berjatuhan semakin bertambah banyak.
Baca Juga: 60.000 Wanita Hamil di Gaza Terancam Alami Gizi Buruk, AS akan Bangun Pelabuhan
Maret lalu, Hamas dan faksi Palestina menyampaikan bahwa mereka selalu menyambut baik keputusan DK PBB perkara resolusi gencatan senjata permanent di Jalur Gaza, Palestina.
Mereka dilaporkan tengah memperbaharui kesiapan untuk bekerja sama dengan mediator negoisasi secara tidak langsung dengan Israel terkait prinsip-prinsip yang akan diambil.