Filosofi Gula Jawa Yang Sering Disebut Gula Merah

23 Mei 2022, 18:22 WIB
Ilustrasi Gula Jawa/Instagram @hanakemuning /

PRIANGANTIMURNEWS- Gula Jawa sering disebut juga sebagai gula merah.

Sementara istilah gula merah biasa digunakan untuk menyebut semua pemanis yang terbuat dari nira palem. Termasuk kelapa, aren dan siwalan.

Meski sama-sama disebut gula merah, namun gula jawa sebenarnya berbeda dengan gula aren.

Gula jawa adalah gula kelapa, dibuat dari nira pohon kelapa. Sedangkan gula aren dibuat dari nira pohon aren.

Gula aren cenderung berwarna gelap, sementara gula jawa bewarna lebih terang.

Kandungan zat gizi dan komposisi kimia kedua pemanis ini juga tidak sama. Gula jawa lebih sehat karena indeks glikemiknya rendah. Hanya setengah dari indeks glikemik gula aren.

Baca Juga: Tanggul Jebol Di Kawasan Tanjung Emas Warga Disuruh Mengungsi

Tetapi memang, aroma gula aren lebih harum. Sehingga banyak digunakan dalam pembuatan berbagai minuman tradisional. Bandrek, contohnya. Atau dipakai juga sebagai pemanis kopi.

Ada makna di balik proses pembuatan gula jawa. Tahap-tahap pembuatan ini rupanya menceritakan tentang proses kelahiran atau reproduksi manusia.

Pertama Proses Nderes

Tahap Nderes adalah proses dimana air nira dari bunga kelapa yang masih muda diambil dan ditampung.

Wadah penampungnya berupa potongan bambu atau bumbung. Proses ini menggambarkan hubungan suami-istri dalam kehidupan manusia.

Baca Juga: Tanggul Jebol Di Kawasan Tanjung Emas Warga Disuruh Mengungsi

Kedua Proses Ndewan

Proses Ndewan menggambarkan pembuahan. Air nira yang telah ditampung kemudian dituang ke dalam wadah lain untuk dimasak atau dididihkan.

Kurang lebih seperti proses pembuahan janin yang terjadi di dalam rahim seorang ibu. Dimana terjadi pertemuan antara sperma dan ovum.

Ketiga Proses Nitis

Nitis adalah proses pencetakan. Gula yang telah dimasak mendidih selanjutnya dicetak.

Baca Juga: Prediksi Barcelona vs Villarreal La Liga 2021-22, Head to Head Tanding Dini Malam ini

Tahap ini menggambarkan proses terbentuknya janin bayi di dalam rahim. Baru setelah itu terjadi kelahiran wujud yang berbeda.

Istilahnya nitis (dewa menitis pada manusia) yang menandai berubahnya air mani menjadi manusia baru.***

Editor: Agus Kusnadi

Sumber: Instagram @pakarkejawen

Tags

Terkini

Terpopuler