Profil Ahmad Noval, Penyuluh Agama Islam Termuda di Kemenag Kabupaten Pangandaran!

- 4 Mei 2024, 07:36 WIB
Ahmad Noval, S.Pd.I, M.Pd, Penyuluh Agama Islam Termuda di Kantor Kemenag Kabupaten Pangandaran yang terus konsisten mencintai profesinya mengabdi kepada masyarakat/Ade Advian Achmad/priangantimurnews/PRMN.
Ahmad Noval, S.Pd.I, M.Pd, Penyuluh Agama Islam Termuda di Kantor Kemenag Kabupaten Pangandaran yang terus konsisten mencintai profesinya mengabdi kepada masyarakat/Ade Advian Achmad/priangantimurnews/PRMN. /

PRIANGANTIMURNEWS - Profesi seorang Penyuluh Agama Islam yang merupakan garda terdepan dari Kementerian Agama Republik Indonesia adalah profesi yang mulia dan memiliki peran strategis.

Seorang Penyuluh Agama selain dituntut untuk memiliki keahlian ilmu dalam bidang agama juga harus memiliki kemampuan komunikasi serta pribadi yang baik.

Karena seorang Penyuluh Agama akan berinteraksi dan akan menjadi sorotan  masyarakat. Dalam mengemban tugasnya, seorang Penyuluh Agama harus bisa melalui tantangan yang kerap dihadapi.

Tugas Penyuluh Agama tidak hanya memberikan bimbingan dan penyuluhan dalam bidang agama tapi juga pembangunan, dalam artian harus bisa menjadi corong utama Kementerian Agama dalam menyampaikan program-program Kementerian Agama secara khusus, dan program pemerintah lainnya secara umum.

Baca Juga: Coach Justin: Marcelino Seharusnya Lebih Bisa Bermain Untuk Tim Bukan Untuk Dirinya Sendiri

Salah satu tantangan serius yang dihadapi Penyuluh Agama adalah bagaimana menghadapi perkembangan zaman dan kemajuan ilmu pengetahuan di era digital saat ini.

Hal tersebut disampaikan oleh Penyuluh Agama Islam Termuda di lingkungan Kemenag Kabupaten Pangandaran, Ahmad Noval, S.Pd.I, M,Pd kepada priangantimurnews.pikiran-rakyat.com pada Kamis, 2 Mei 2024 melalui pesan elektronik.

"Di dunia yang serba digital saat ini, Penyuluh Agama dihadapkan pada tantangan yang lebih berat karena harus bisa berhadapan dengan kecepatan teknologi," ujar Ahmad Noval memulai keterangannya.

Kata Ahmad Noval, munculnya benih-benih konflik di masyarakat baik dalam skala mikro (keluarga) ataupun makro (lingkungan) sering kali terjadi karena kurangnya literasi digital masyarakat.

Halaman:

Editor: Rahmawati Huda


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah