60 Tahun Pemasyarakatan Petugas Dituntut Harus Mampu Memberikan Dampak Positif

27 April 2024, 11:45 WIB
Di usia ke 60 Pemasyarakatan harus berdampak positif./Edi Mulyana/priangantimurnews/PRMN /

PRIANGANTIMURNEWS - Usia 60 tahun bagi manusia merupakan usia yang sudah cukup matang. Bahkan bisa memberikan dampak minimal mendewasakan regenerasi penerus bangsa. 

Berbeda dengan usia 60 tahun Lembaga Pemasyarakatan Lapas. Tentu dilihat dari sisi kiprahnya para petugas dalam menjalankan tugas seperti halnya membina Warga Binaan (WB). 

Tema Pemasyarakatan pasti berdampak menjadi sebuah landasan pembuktian kiprah petugas dalam membina warga binaan agar tumbuh menjadi manusia berguna. 

Baca Juga: Sadar Arti Sehat dan Kebersihan Lapas Tasik Grakan Aksi Sehat

Hal tersebut diungkapkan Kepala Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Tasikmalaya, Surya Dharma yang di wakili Kasi Binadik Giatja, Sutisna usai upacara dan pemotongan tumpeng pada puncak Hari Ulang Tahun Pemasyarakatan ke 60 Sabtu 27 April 2024.

"Hari ini, Hari Besar Pemasyarakatan (HBP) yang usianya sudah menginjak 60 tahun. Selalu kita peringati setiap tanggal 27 April. Kita ketahui lahirnya Pemasyarakatan 27 April 1964,usia 60 bukan usia yang dini atau yang masih kecil, tetapi sudah dewasa,"kata Sutisna. 

"Makanya kita mengangkat tema Pemasyarakatan pasti berdampak. Artinya hasil dari kita,selain di peringati setiap tahun, tentunya harus ada dampak baik dari sisi sikap, prilaku dan juga kalakter," katanya. 

Baca Juga: Lapas Kelas IIB Tasikmalaya Ajak WBP Sambut Nuzulul Quran, Dibalik Itu Ada Mutiara

Petugas Pemasyarakatan sebagai pembina, pengayom, pelindung warga binaan, jadi yang dibina juga harus memberikan dampak positif, sehingga saat kembali lagi ke masyarakat menjadi warga yang baik dan yang taat hukum. 

"Kita juga sebagai petugas betul betul telah menyiapkan diri untuk memberikan pembinaan yang lebih baik terhadap warga binaan, baik pembinaan secara kemandirian maupun ke pribadian," ujar Sutisna. 

Selain itu kepribadian WBP kita cetak mulai dari pengatuhan mental, rohani, agama, kemudian kita juga tambahi dengan skill life. Artinya dengan pengetahuan yang bisa memberikan bekal dimana setelah keluar dia itu sebagai warga binaan punya bekal hidup, punya skill, sehingga tidak terjadi lgi atau mengulangi lagi tindak pidana.***

Editor: Sri Hastuti

Tags

Terkini

Terpopuler