Mari kita beranjak dan sejenak kembali pada masa lalu. Pada tahun 1970-an dunia pernah mengalami krisis minyak bumi akibat embargo yang dilakukan Timur Tengah dan Amerika Serikat.
Hal ini membuat kemacetan dan atrian kendaraan yang panjang selama bertahun-tahun di tempat pengisian bahan bakar.
Pasca Perang Dunia II, selama Perang Arab dan Israel pada awal tahun 1973 hingga akhir tahun 1974, anggota Arab dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) memberlakukan embargo terhadap Amerika Serikat.
Baca Juga: 7 Kantong Jenazah Dikonfirmasi RS Polri Telah Ditemukan Yang Diduga Korban Sriwijaya Air
Hal ini dilakukan sebagai pembalasan atas keputusan Amerika Serikat dengan harga dolar yang secara terus-menerus mengalami penurunan.
Selian itu, emborga juga dilakukan agar Amerika Serikat memasok kembali militer Israel dan sehingga mendapatkan pengaruh dalam perdamaian pasca perang dan sebagai jalan untuk melakukan negosiasi dari keduanya.
Anggota OPEC Arab juga memperpanjang embargo ke negara lain yang mendukung Israel termasuk Belanda, Portugal, dan Afrika Selatan.
Embargo melarang proses ekspor minyak bumi ke negara-negara yang ditargetkan dan mengakibatkan pemotongan produksi minyak sehingga dunia mengalami krisis minyak bumi akibat hal ini.
Setelah beberapa tahun melakukan negosiasi antara negara-negara penghasil minyak dan perusahaan minyak yang telah mengguncang dunia dengan sistem harga tersebut akibatnya, hal ini justru memperburuk efek embargo pada dunia.
Embargo minyak yang dilakukan sejak tahun 1973 sangat menekan ekonomi Amerika Serikat karena mereka semakin bergantung pada minyak produksi asing.