Legenda Ciung Wanara  Putra Raja Galuh dan Kisah Naga Nagawiru Jelmaan Dewa

- 16 Februari 2022, 18:38 WIB
Ilustrasi legenda Ciung Wanara, kisah putra raja kerajaan Galuh yang dibuang ke sungai oleh permasuri Dewi Pengrenyep
Ilustrasi legenda Ciung Wanara, kisah putra raja kerajaan Galuh yang dibuang ke sungai oleh permasuri Dewi Pengrenyep /Tangkap layar youtube borin vlog/

Baca Juga: Cara Ganti Background Zoom di Hp dan Laptop dengan Mudah: Ikuti Step Ini!

Alangkah sedihnya Naganingrum. Ia sangat berharap bertemu dengan Putra kandungnya.

Di suatu tempat hiduplah sepasang suami istri yang sudah sangat tua, yaitu Aki Balangantrang dan Nini Balangantrang. Namun, mereka tidak memiliki anak.

Suatu hari, mereka berdua pergi ke sebuah sungai untuk menangkap Ikan. Namun, mereka terkejut melihat sebuah keranjang besar berisi seorang bayi laki-laki yang sangat lucu dan tampan dan sebutir telur.

Baca Juga: Jesicca Iskandar dan El Barack Terpapar Covid-19, Hingga Harus Dilarikan ke Rumah Sakit

Mereka sangat bahagia dan mereka berpikir bahwa inilah sebuah jawaban dari doanya ingin memiliki anak.

Sebutir telur ayam yang berada di samping bayi laki-laki itu dititipkan kepada seekor Naga yang bernama Nagawiru yang berada di Gunung Padang. Naga tersebut bukanlah Naga sembarangan. Namun, jelmaan seorang Dewa. Telur ayam itu kelak menjadi seekor ayam jantan.

Singkat cerita, bayi laki-laki tumbuh menjadi remaja yang sangat tampan, cerdas, gagah dan pemberani.


Baca Juga: Prediksi Skor Fenerbahce vs Slavia Praha, Berita Tim, Starting XI: Liga Konferensi Eropa UEFA 2021-22


Ia diberi nama oleh Aki Balangantrang Ciung Wanara. Ciung artinya burung dan wanara artinya monyet.


Ciung Wanara tumbuh menjadi seorang Pemuda yang sangat tampan. Suatu hari, ia ingin sekali pergi ke Galuh untuk mengembara.

Sebelum berangkat ia bertanya siapa ayah dan ibu kandungnya. Aki Balangantrang menjelaskan bahwa ayah kandungnya adalah seorang Raja dari Kerajaan Galuh dan ibunya diasingkan di hutan belantara.

Baca Juga: Prediksi Skor Atletico Madrid vs Levante, Prartinjau, H2H: La Liga 2021-22, 16 Februari 2022


Mendengar penjelasan itu akhirnya, Ciung Wanara berangkat ke Kerajaan Galuh dengan membawa ayam jantan kesayangannya.

Setibanya di kerajaan Galuh bertemu dengan dua orang patih yang bernama Purawesi dan Puragading. Kedua patih tersebut tertarik dengan ayam jantan yang dibawa Ciung Wanara, lalu mengajaknya sabung ayam.

Ciung Wanara menerima tantangan dari kedua Patih tersebut. Pertandingan sambung ayam dilakukan di tengah alun-alun Kota Galuh. Akhirnya, ayam jantan Ciung Wanara menang.


Baca Juga: KPU Pangandaran Sambangi Sekertariat DPC PDI Perjuangan Pangandaran

Kemenangan ayam Ciung Wanara terdengar oleh Sang Raja, hingga akhirnya Ciung Wanara diundang ke istana. “Hai Anak Muda! Siapa namamu dan dari mana asalmu?”

“Nama hamba Ciung Wanara, putra dari Aki dan Nini Balangantrang dari desa Geger Sunten,” jawab Ciung Wanara dengan lantang. “Apa maksud kedatanganmu kemari?”

“Hamba mempunyai seekor ayam yang aneh. Induknya mengandung selama setahun. Sarangnya sebuah kandaga. Lebih aneh lagi, sebelum menetas telur ini pernah hanyut di sungai,” kata Ciung Wanara.


Baca Juga: Kapolda Jabar Tinjau Lokasi Lahan untuk Gedung Polres dan Pelaksanaan Vaksinasi di Pangandaran

“Kau berniat untuk menyambung ayam dengan milikku? Apa taruhannya?” tanya Raja Galuh.

“Jika ayam hamba kalah, hamba bersedia menyerahkan nyawa hamba. Tapi, jika ayam baginda yang kalah, maka hamba mohon diberi separuh kerajaan Galih Pakuan,” kata Ciung Wanara.

Permintaan itu dikabulkan. Sabung ayam pun berlangsung seru. Awalnya, ayam jantan milik Ciung Wanara yang kalah. Namun, akhirnya ayam milik sang Raja kalah.

Baca Juga: MENGHARUKAN, INI PESAN TERAKHIR Dorce Gamalama Sebelum Meninggal Dunia 

Ciung Wanara memenangkan sabung ayam dan sesuai perjanjian, maka Ciung Wanara mendapat negara sebelah barat. Sedangkan sebelah timur diserahkan kepada Hariangbanga.

Setelah tahu kekejaman Dewi Pangrenyep terhadap ibunda dan dirinya, Ciung Wanara dan pasukannya menangkap Dewi Pangrenyep dan menjebloskannya ke dalam penjara istana.

Hal itu membuat marah Prabu Hariangbanga. Maka pertarungan pun terjadi. Prabu Hariangbanga kalah dan dilempar oleh Ciung Wanara hingga menyeberangi sungai Cipamali. Sejak itulah Kerajaan Galuh terbagi dua.


Akhirnya, Ciung Wanara, Ibunya, dan orang tua angkatnya hidup berbahagia di dalam istananya yang kemudian bernama Pakuan Pajajaran.***

 

Halaman:

Editor: Muh Romli

Sumber: You Tube Borin Vlog


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah