PRIANGANTIMURNEWS - Legenda Ciung Wanara adalah sebuah kisah yang menarik dalam sebuah sejarah Jawa Barat Kerajaan Galuh.
Salah satu situs jejak peninggalan Kerajaan Galuh masih bisa dilihat hingga sekarang. Yakni Situs Karangkamulyan yang berlokasi di Desa Karangkamulyan, Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis.
Situs yang berada di antara hutan lindung seluas 25,5 hektare ini dipercayai menyimpan jejak peninggalan Kerajaan Galuh.
Baca Juga: Tidak Bayar Pajak, Pemda Pangandaran Tertibkan Puluhan Papan Reklame
Situs Karangkamulyan berada di antara perbatasan antara Ciamis dan Banjar. Sekarang situs itu bukan hanya milik Kabupaten Ciamis, tetapi juga milik nasional karena sudah termasuk Benda Cagar Budaya (BCB) yang dilindungi pemerintah.
Situs Karangkamulyan berada di antara perbatasan antara Ciamis dan Banjar. Sekarang situs itu bukan hanya milik Kabupaten Ciamis, tetapi juga milik nasional karena sudah termasuk Benda Cagar Budaya (BCB) yang dilindungi pemerintah.
Sebagaimana dilansir priangantimurnews.com dari YouTube borin vlog, dikisahkan pada zaman dahulu di Jawa Barat, terdapat kerajaan yang bernama kerajaan Galuh, dipimpin Raja yang bijaksana, ialah Raden Barma Wijaya Kusuma, Sang Raja memiliki dua Permaisuri.
Baca Juga: JADWAL TAYANG Serial Married With Senior Episode 5 di Vidio.com, Catat Tanggalnya di Sini
Permaisuri pertama bernama Nyimas Dewi Naganingrum dan yang kedua Nyimas Dewi Pangrenyep. Dalam waktu bersamaan kedua Permaisuri tersebut dalam kedaan mengandung.
Permaisuri Nyimas Dewi Pangrenyep melahirkan terlebih dahulu. Ia melahirkan seorang Bayi Laki-laki yang sangat lucu dan tampan. Pangeran tersebut diberi nama Hariangbanga.
Tidak lama kemudian Permaisuri Dewi Naganingrum pun akan segera melahirkan. Dewi Pangrenyep bergegas untuk membantunya. Akhirnya, Dewi Naganingrum melahirkan seorang Bayi Laki-laki yang tidak kalah lucu dan tampan dari kakaknya Hariangbanga.
Baca Juga: Heboh! Pratama Arhan Resmi Gabung di Klub Tokyo Verdy, Simak Ini Profil dan Biodata Lengkapnya
Tanpa sepengetahuan siapapun. Bayi Laki-laki yang baru saja dilahirkan Dewi Naganingrum ditukar dengan seekor anak Anjing. Bayi yang sebenarnya di masukkan ke dalam sebuah keranjang. Dewi Pangrenyep pun meletakkan sebutir telur ayam. Ia pun segera menghayutkan bayi tersebut ke sebuah sungai.
Tidak cukup sampai di situ, Prabu Barma Wijaya bersama Dewi Pangrenyep kemudian berusaha untuk menyingkirkan Dewi Naganingrum dari istana. Kemudian disuruhlah Uwa Batara Lengser untuk membunuh Dewi Naganingrum.
Perintah itu dilaksanakan dengan membawa sang ratu ke hutan, namun eksekusi tidak dilakukan karena Uwa Batara Lengser mengetahui jika Dewi Naganingrum tidak bersalah dan telah menjadi korban fitnah.