Makna Taubat dan Tahapan yang Harus Ditempuh Menurut Imam Al Ghazali dalam Ihya’ Uluum al Diin

- 27 Desember 2021, 17:45 WIB
Kitab Ihya' 'Uluum al Diin karya Imam Al Ghazali.
Kitab Ihya' 'Uluum al Diin karya Imam Al Ghazali. /Priangantimurnews/Galih R

PRIANGANTIMURNEWS- Kita, selaku kaum muslim sering salah arti dalam memahami taubat yang menurut Imam Al Ghazali merupakan kewajiban yang diperintahkan oleh Allah.

Kita seringkali memberi arti taubat hanya sebatas pada proses memohon ampunan kepada Allah atas dosa-dosa saja.

Padahal menurut Imam Al Ghazali, taubat, pada hakikatnya, memiliki tingkatan-tingkatan dan tahapan-tahapan yang harus dilalui.

Baca Juga: Lesti Kejora Melahirkan Anak Pertama Secara Prematur, Ini Penjelasan Sang Suami, Rizky Billar

Setiap manusia, menurut Imam Al Ghazali, tidak ada yang luput dari dosa dan kesalahan. Oleh sebab itu, mereka diperintahkan Allah untuk taubat.

Namun, taubat tersebut, menurut Imam Al Ghazali, tidak mungkin bisa dilaksanakan dengan benar jika tanpa pengetahuan.

Oleh sebab itu, sebagaimana dilansir Priangantimurnews.com dari kitab Ihya’ ‘Uluum al Diin, Imam Al Ghazali menyebutkan bahwa taubat adalah satu istilah yang menunjukkan pada makna yang meliputi tiga hal.

Baca Juga: 5 Perempuan Tangguh di Drama Korea Tahun 2021 Ini

Tiga hal yang ada dalam makna taubat tersebut, sebagaimana disebutkan Imam Al Ghazali dalam kitabnya, Ihya’ ‘Uluum al Diin adalah: Ilmu, keadaan, dan perbuatan.

Tiga hal ini, menurut Imam Al Ghazali, saling berkaitan satu dengan yang lainnya, sehingga jika salah satu dari ketiga hal itu tidak ada maka seseorang tidak mungkin bisa melakukan taubat sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah.

Ilmu dalam makna taubat, menurut Imam Al Ghazali memiliki arti bahwa seseorang terlebih dahulu mengetahui bahwa apa yang dilakukannya merupakan sebuah dosa.

Baca Juga: Hasil Penjaringan, AGUS MULYANA ST Ditetapkan Sebagai Calon Tunggal Ketua KONI Pangandaran Periode 2021-2025

Jika seseorang tidak memiliki ilmu tentang apa yang menjadi dosa dan larangan Allah, maka ia tidak akan pernah bisa benar-benar melakukan taubat kepadaNya.

Oleh sebab itu, agar kita benar-benar bisa taubat, maka Imam Al Ghazali menyebutkan bahwa setiap kita wajib menuntut ilmu tentang apa yang menjadi dosa dan larangan Allah tersebut.

Setelah itu, manurut Imam Al Ghazali, agar taubat kita benar-benar menjadi taubat yang sebenar-benarnya, kita juga harus mengetahui kemadlaratan yang ditimbulkan dari dosa-dosa tersebut.

Baca Juga: Juragan 99 Berikan Hadiah 500 Juta Pada Timnas Indonesia: Jika Menang Final Akan Tambah 1 Miliar

Setiap orang yang melakukan taubat, menurut Imam Al Ghazali, haruslah sadar bahwa dosa yang pernah dilakukannya telah memberikan dampak buruk bagi jiwanya.

Selain itu, seorang yang melakukan taubat juga haruslah sadar bahwa dosa yang dilakukannya telah membuat Allah menjauhinya.

Dan seorang yang melakukan taubat juga haruslah sadar bahwa dosa dan kesalahan yang telah dilakukannya telah menghalangi dirinya untuk mendapatkan rahmat dan keberkahan dari Allah SWT.

Baca Juga: Lesti kejora Melahirkan Bayi Prematur, di Usia Kandungan Baru 34 Minggu

Jika orang yang melakukan taubat sadar akan hal tersebut, menurut Imam Al Ghazali, ia akan benar-benar menyesali semua perbuatan dosa tersebut.

Setelah orang yang melakukan taubat tersebut benar-benar menyesali perbuatannya, ia akan bersungguh-sungguh meminta ampunan kepada Allah.

Namun, menurut Imam Al Ghazali, tahapan taubat tidaklah cukup sampai menyesali perbuatan tersebut, tetapi harus juga diikuti dengan tekad dan niyat untuk tidak lagi melakukan dan mengulanginya.

Baca Juga: Kosovo melaporkan kasus pertama COVID-19 Omicron

Jika seseorang yang melakukan taubat benar-benar memahami dan menjalani tahapan-tahapan tersebut, ia akan berada pada maqam taubat nasuha (taubat yang sesungguhnya).

Itulah makna dan tahapan taubat menurut Imam Al Ghazali dalam kitab Ihya’ ‘Uluum al Diin. Semoga bermanfaat.***

Editor: Agus Kusnadi

Sumber: Ihya ‘Ulumuddin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah