Hukum Puasa Setelah Nishfu sya'ban Apakah diperbolehkan? Simak berikut Penjelasannya

- 18 Maret 2022, 08:43 WIB
Ilustrasi puasa,
Ilustrasi puasa, /Pexels/Engin Akyurt

PRIANGANTIMURNEWS- Bulan Sya'ban merupakan bulan yang mulia dan penuh keberkahan.

Pada bulan tersebut terdapat banyak peristiwa penting, juga ada banyak keistimewaan didalamnya.

Rosulullah Saw menganjurkan kita memperbanyak amal baik, Bahkan pada bulan Sya'ban tersebut Rosul memperbanyak ibadah puasa.

Ada yang mengatakan hukum puasa setelah nishfu sya'ban tersebut haram, lalu bagaimana penjelasannya? Simak penjelasan dibawah ini

Sebagaimana disebutkan dalam banyak hadits, Rosululloh ﷺ memperbanyak puasa di bulan Sya’ban.

Baca Juga: Doa Menyambut Bulan Suci Ramadhan

Pada bulan tersebut terdapat banyak keutamaan dan berbagai macam peristiwa penting terjadi pada bulan Sya’ban.

Tidak hanya itu, Bulan Sya’ban juga memiliki malam yang istimewa dan penuh berkah, yaitu malam Nishfu Sya’ban.

Malam Nishfu Sya’ban diyakini sebagai malam pengampunan dan penuh keberkahan.

Dianjurkan pada malam pertengahan Sya’ban memperbanyak ibadah, doa, dan istighfar.

Setelah malam Nishfu Sya’ban, apakah masih ada kesunnahan yang bisa kita lakukan?

Apakah pada tanggal 16 Sya’ban dan seterusnya masih dianjurkan untuk berpuasa?

Terkait persoalan ini, ulama berbeda pendapat karena ada satu Hadits yang melarang puasa setelah Nishfu Sya’ban.

Baca Juga: Bacaan Niat Puasa Ganti Ramadhan dan Cara Membayar Utang Puasa

Dalam riwayat Al-Bukhori, Nabi juga melarang puasa 2 atau 3 hari sebelum Romadhon.

Syeikh Wahbah Az-Zuhaili dalam Fiqhul Islami wa Adillatuhu menjelaskan :

قال الشافعية : يحرم صوم النصف الأخير من شعبان الذي منه يوم الشك، إلا لورد بأن اعتاد صوم الدهر أو صوم يوم وفطر يوم أو صوم يوم معين كالا ثنين فصادف ما بعد النصف أو نذر مستقر في ذمته أو قضاء لنفل أو فرض، أو كفارة، أو وصل صوم ما بعد النصف بما قبله ولو بيوم النص. ودليلهم حديث: إذا انتصف شعبان فلا تصوموا، ولم يأخذبه الحنابلة وغيرهم لضعف الحديث في رأي أحمد

“Ulama madzhab Syafi’i mengatakan, puasa setelah Nishfu Sya’ban diharamkan karena termasuk hari syak, kecuali ada sebab tertentu, seperti orang yang sudah terbiasa melakukan puasa dahar, puasa daud, puasa senin-kamis, puasa nadzar, puasa qadha’, baik wajib ataupun sunnah, puasa kafarah, dan melakukan puasa setelah Nishfu Sya’ban dengan syarat sudah puasa sebelumnya, meskipun satu hari Nishfu Sya’ban.

Dalil mereka adalah hadits, ‘Apabila telah melewati Nishfu Sya’ban janganlah kalian puasa’. Hadits ini tidak digunakan oleh ‘ulama madzhab Hanbali dan selainnya karena menurut Imam Ahmad dho‘if.”

‘Ulama melarang puasa setelah Nishfu Sya’ban dikarenakan pada hari itu dianggap hari syak (ragu), karena sebentar lagi bulan Romadhon tiba.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Jumat 18 Maret 2022, Orang Berzodiak Ini Suka Ngajak Ribut dalam Hubungan Asmara

Khawatirnya, orang yang puasa setelah Nishfu Sya’ban tidak sadar kalau dia sudah berada di bulan Romadhon.

Ada juga ulama yang mengatakan, puasa setelah Nishfu Sya’ban dilarang agar kita bisa menyiapkan tenaga dan kekuatan untuk puasa di bulan Romadhon.

Meskipun dilarang, ‘ulama dari mazhab Syafi’i pun tetap membolehkan puasa sunnah bagi orang yang terbiasa mengerjakannya.

Seperti mengerjakan puasa senin dan kamis, puasa ayyamul bidh, puasa nadzar, puasa qodho', ataupun orang yang sudah terbiasa mengerjakan puasa dahar.

Sementara menurut ulama lain, khususnya selain madzhab Syafi’i, hadits di atas dianggap lemah dan termasuk hadis munkar, karena ada perawi haditsnya yang bermasalah.

Dengan demikian, sebagian ulama tidak melarang puasa setelah Nishfu Sya’ban selama dia mengetahui kapan masuknya awal Romadhon.

Baca Juga: Amalan Terbaik dan Paling Utama di Hari Jum'at

Ibnu Hajar Al-Asqolani dalam Fathul Bari mengatakan :

وقال جمهور العلماء يجوز الصوم تطوعا بعد النصف من شعبان وضعفوا الحديث الوارد فيه وقال أحمد وبن معين إنه منكر

“Mayoritas ulama membolehkan puasa sunnah setelah Nishfu Sya’ban dan mereka melemahkan hadits larangan puasa setelah Nishfu Syaban.

Imam Ahmad dan Ibnu Ma’in mengatakan hadis tersebut munkar”

Dengan demikian, ulama berbeda pendapat terkait hukum puasa sunnah mutlak setelah Nishfu Sya’ban.

Karena mereka berpeda pendapat dalam memahami dan munghukumi hadits larangan puasa setelah Nishfu Sya’ban.

Baca Juga: Overprotektif, 3 Zodiak Ini Suka Lebay Melindungi Orang yang Disayang

Akan tetapi, pada sisi lain, mereka sepakat akan kebolehan puasa sunnah bagi orang yang sudah terbiasa melakukannya, seperti puasa senin kamis, puasa daud, puasa dahar, dan lain-lain.

Dibolehkan juga puasa bagi orang yang ingin membayar kafaroh, qodho' puasa, dan orang yang ingin melanjutkan puasa setelah puasa Nishfu Sya’ban.***

Editor: Agus Kusnadi

Sumber: Media Informasi Islam


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah