PRIANGANTIMURNEWS– Duka mendalam atas tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala 402 masih dirasakan oleh seluruh rakyat Indonesia, khususnya para keluarga yang ditinggalkan.
Seorang anak bernama Nery, merupakan anak salah satu dari awak kapal Nanggala 402 yang dinyatakan gugur atau menjalankan misi kelautan sampai abadi. Dirinya (Nery, red) mengungkap perasaan lewat tulisan yang berjudul ‘Selamat Bertugas Prajurit’.
Tulisan Nery diunggah oleh akun Instagram @nurmantyo_gatot yang menyatakan apresiasi kepada anak syuhada KRI Nanggala 402 tersebut.
Baca Juga: Syakir Daulay Kembali Berduet Dengan Adiba Khanza, Puji-Pujian Berbasis Musik
“Tentang kesaksian anak salah satu korban gugur di KRI Nanggala 402. Untuk Nery, kamu bukan hanya pencerita yang baik. Tetapi anak yang hebat dan juga pribadi yang kuat,” tulis @nurmantyo_gatot di bio Instagram pribadinya.
Tulisan Nery ini merupakan tulisan orisional hasil karya dirinya mengungkapkan perasaan terkait Ayahnya yang gugur ikut tenggelam bersama Kapal KRI Nanggala 402.
Nery sendiri adalah anak perempuan pertama yang selalu diberikan tugas untuk menjaga ibu dan adik-adik saat sang ayah menjalankan tugas kenegaraan.
Baca Juga: Fahri Hamzah: Pemimpin punya hak pilih, dibenci atau dicintai
Dalam tulisannya Nery, sang anak awak kapal selam KRI Nanggala 2021 yang dinyatakan gugur mengungkapkan bahwa saat dikabarkan hilang, rasa seluruh keluarga menjadi tidak karuan.
Semua adiknya menginginkan keajaiban dari Allah Swt, agar seluruh awak kapal selamat dan ditemukan. Nery hanya bisa menahan walaupun air mata tak bisa berhenti.
Sebagai anak pertama, Nery selalu mengingat pesan sang ayah yang selalu diulang-ulang saat hendak pergi bertugas.
“Saat ayah bertugas, kondisi rumah menjadi tanggung jawabmu, bantu bunda untuk menjalankan hari selama ayah bertugas, kamu anak pertama, tugas ini memang untuk kamu, walaupun kamu perempuan, maka jadilah perempuan yang kuat, adikmy boleh menyerah, tapi kamu tidak boleh menyerah jika masih bisa berdiri,” itulah pesan sang ayah untuk Nery.
Pesan itu seperti kaset yang selalu diucapkan oleh ayah, terkhusus saat akan pergi bertugas di kapal selam KRI Nanggala 402 tersebut.
Namun, ayah menambah pesan yang tidak biasa yaitu dengan menyebutkan selalu menjaga semua menjadi baik-baik saja, walau dalam keadaan tidak baik.
Mungkin seperti memiliki firasat bahwa keadaan tidak baik itu mungkin adalah peristiwa tenggelamnya KRI Nanggala 402 yang merenggut nyawa ayah.
Sejak dinyatakan hilang, ibu selalu menangis dan berdiam diri di kamar, di atas sajadah terus menerus merapalkan doa untuk ayah. Nery selalu memastikan keadaan sang Ibu dengan selalu menghampirinya menjelang berbuka puasa.
Jika boleh, Nery ingin berteriak, namun sesuai pesan sang ayah, dirinya tidak boleh menyerah dan itu adalah amanat terakhir yang harus dijalankan.***