Pertamina International Shipping (PIS), Indonesia Habiskan Biaya 4 Miliar Dolar

25 Juni 2021, 19:57 WIB
Kapal MT. Menggala milik PT Pertamina International Shipping. (Pertamina) /Pertamina

PRIANGANTIMURNEWS– Pertamina International Shipping (PIS) merupakan unit baru pertamina sebagai sebuah perusahaan minyak Indonesia.

Dalam kurun waktu 7 tahun, Indonesia berencana akan menghabiskan biaya sebesar 4 miliar dolar dengan tujuan untuk memperbarui armada kapal serta terminal.

Unit baru memiliki rencana akan mengganti 23 kapal serta memperluas armadanya.

Hal ini dilakukan untuk memastikan terkait kepatuhan standar Organisasi Maritim Internasional yang terbaru, sehingga pada akhirnya akan melayani perusahaan regional lainnya.

Baca Juga: Pertanyaan Sejuta Umat Kok Sudah Taat Prokes Masih Terkena Covid, Ini Jawabannya

Para pemain migas di ASEAN banyak yang tidak mempunyai armada pelayaran sendiri dan adanya hal ini yang dijadikan sebagai peluang.

Dilansir Reuters pada Jumat, 25 Juni 2021, Pertamina International Shipping (PIS) merupakan salah satu unit “sub-holding” yang baru dan dibentuk oleh Pertamina pada tahun lalu.

Pembentukan ini sebagai salah satu bentuk upaya pemerintah dalam membenahi ratusan BUMN.

Pertamina menjelaskan bahwa tahun lalu telah dibuat unit baru, termasuk Pertamina International Shipping (PIS) dan dijadwalkan meluncurkan penawaran umum yang pertama dalam jangka waktu dua tahun.

Baca Juga: Babak 16 Besar Euro 2020: Head-to-Head Italia vs Austria, Berita Tim, Starting XI, dan Prediksi Pertandingan

Pada awal bulan ini, Pertamina sudah dimasukkan ke dalam daftar pantauan agar dihapus dari indeks JP Morgan ESG EMBI sesudah skornya turun berada di bawah ambang batas yang sudah disyaratkan.

Dilansir Reuters pada Jumat, 25 Juni 2021, Wisnu medan Santoso yang merupakan Direktur Perencanaan Bisnis PT Pertamina International Shipping menjelaskan bahwa (PIS) akan berkembang dan menjadi perusahaan pelayaran yang ramah lingkungan serta dengan secara bertahap akan menghentikan pengangkutan hanya dengan bahan bakar fosil.***

Editor: Agus Kusnadi

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler