Indonesia Berencana Akan Sediakan Suntikan Vaksin Booster Covid-19 Mulai Awal 2022 Nanti

25 Agustus 2021, 22:19 WIB
Cakupan vaksinasi penuh pada orang berusia 60 tahun ke atas baru mencapai 15,8 persen, terendah dari ketiga kelompok prioritas di Indonesia. /AFP/

PRIANGANTIMURNEWS- Indonesia berencana untuk membiarkan orang membayar suntikan vaksin Covid-19 mulai awal tahun depan.

"Kami akan membuka merek vaksin untuk umum yang kami dapatkan, sehingga yang ingin mendapatkan booster dapat memilih. Harga per suntikan tidak akan terlalu mahal. Sekitar 100.000 rupiah (S$9,40) masing-masing," Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, mengatakan kepada parlemen, Rabu 25 Agustus 2021.

Dia mengatakan suntikan booster akan tersedia setelah tujuan program vaksinasi nasional tercapai. Ini sekarang dijadwalkan untuk Januari 2022.

Baca Juga: Perbedaan Skema BSU Tahun 2020 dan 2021

Budi, yang menanggapi pertanyaan anggota komite kesehatan di DPR, mengatakan, bukan soal efektif tidaknya suntikan booster, tapi apakah etis untuk membiarkannya sekarang.

Dia mengatakan bahwa Indonesia sejauh ini telah memvaksinasi sebagian 58 juta orang, di mana 30 juta di antaranya divaksinasi lengkap, tetapi targetnya adalah 208 juta orang, di atas usia 12 tahun, yang akan divaksinasi.

Dia juga mengatakan bahwa varian Delta yang sangat menular dari virus corona telah membuat kekebalan kelompok tidak dapat dicapai dan bahwa Presiden Joko Widodo telah menyetujui bahwa Covid-19 diperlakukan sebagai endemik.

Baca Juga: Kapan Insentif Prakerja Gelombang 18 Cair, Cek Jadwalnya di Sini!

Suntikan vaksin di masa depan tidak akan gratis kecuali untuk orang miskin di bawah skema asuransi kesehatan yang disponsori pemerintah yang disebut BPJS, katanya.

Indonesia sebagian besar mengandalkan Sinovac untuk program vaksinasi nasional tetapi pada 16 Juli mulai memberikan vaksin Moderna sebagai suntikan booster kepada 50 pekerja medis. Negara ini telah menerima delapan juta dosis vaksin Moderna dari pemerintah Amerika Serikat sebagai paket bantuan, dan tambahan 4,8 juta dosis vaksin Pfizer, kata Budi kepada anggota parlemen.

Budi pada hari Rabu juga memberi penjelasan kepada Parlemen tentang peningkatan terbaru dari aplikasi penelusuran negara PeduliLindungi, yang setara dengan TraceTogether Singapura di Indonesia.

Baca Juga: Terpapar Covid 19 Saat PTM, 73 Santri Pesantren Darul Arqam Cilawu Garut Diisolasi

Dia mengatakan bahwa mulai bulan depan, aplikasi akan menjadi satu-satunya sarana bagi pelancong domestik untuk membuktikan bahwa mereka telah divaksinasi dan dites negatif sebelum check-in di bandara atau naik angkutan umum untuk perjalanan jarak jauh.

"Menjadi paperless untuk mencegah pemalsuan," kata Budi.

Selain menyaring wisatawan, aplikasi PeduliLindungi juga digunakan untuk pelacakan kontak dan manajemen protokol kesehatan.

"Jika ada yang positif, dalam hitungan detik sistem dapat memperingatkan orang-orang yang telah melakukan kontak dekat dengan yang terinfeksi," kata Budi. Soal protokol kesehatan, dia mencontohkan stadion olahraga yang bisa membagi penonton menjadi dua bagian, yakni yang sudah divaksin dan yang tidak.

Baca Juga: Resep 'CROFFLE' Makanan Amerika yang Sedang Digemari di Indonesia

"Di bagian vaksinasi, seseorang dapat melepas topengnya, berteriak dan bersorak selama pertandingan dan tersedia konter makanan dan minuman," katanya.

Dia juga mengatakan kepada anggota parlemen bahwa pemerintah terbuka untuk memiliki platform PeduliLIndungi yang terintegrasi ke dalam aplikasi ponsel populer.

"Kami tidak akan memonopoli. Kami akan membuka platform (PeduliLindungi) ini untuk siapa saja seperti (ride hailing yang berbasis di Jakarta, aplikasi pengiriman makanan) Gojek, (e-commerce berbasis di Singapura) Shopee. Mereka sudah memiliki unduhan yang sangat besar," Budi mengatakan, menekankan bahwa pemerintah hanya ingin memastikan bahwa platform tersebut dapat digunakan oleh sebanyak mungkin orang.***

Editor: Agus Kusnadi

Sumber: The Straits Times

Tags

Terkini

Terpopuler