PRIANGANTIMURNEWS - Kasus Polisi tembak polisi yang menewaskan Brigadir J oleh rekannya sendiri Bharada E.
Pada saat berada di rumah kadiv Propam Polri Irjen Ferdy sambo menyisakan sejumlah kejanggalan.
Aksi baku tembak tersebut menewaskan seorang sopir pribadi dari Putri Candrawathi, Nopriansa Josua Hutabarat, alias Brigadir Jenderal J.
Beberapa kejanggalan dan menjadi sorotan publik diantaranya.
Baca Juga: Aksi Baku Tembak Antar Polisi yang Menewaskan Brigadir J, Diduga Ada Isu Perselingkuhan?
1. Perbedaan waktu pengungkapan dan kejadian
Seperti yang diungkapkan polisi kejadian saling tembak antar polisi, yang kemudian menewaskan Brigadir J.
Yaitu pada Jumat 8 Juli 2022 sore, sekitar 17.00 WIB. Akan tetapi Kepala Biro penerangan masyarakat divisi humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan.
Baru menginformasikan insiden tersebut dalam Konferensi pers pertama pada senin 11 Juli 2022.
Baca Juga: Aksi Baku Tembak Antar Polisi, Pihak Keluarga Ungkap Kejanggalan Atas Kronologi Kematian Brigadir J?
Penjelasan motif penembakan yang berbeda melalui konferensi pers pertama dan kedua menjadi sorotan dan pertanyaan publik juga pihak keluarga Brigadir J.
2. Keluarga Brigadir J mengaku sempat tidak diizinkan polisi untuk melihat kondisi jenazah Brigadir J.
Setelah ibu dari Brigadir J mendesak, pihak keluarga akhirnya diperbolehkan. mereka juga mengatakan Sejak kedatangan jenazah Brigadir J.
3. 3 HP Brigadir J tiba-tiba menghilang
Baca Juga: Ramalan Zodiak Sagittarius Hari Ini Selasa 19 Juli 2022, Kabar baik menghiasi hari Anda
Kakak kandung Brigadir J menanyakan keberadaan HP adeknya, yaitu Brigadir J. Namun, ia meyakini jika terdapat hal baru yang terungkap melalui HP itu.
Sang kaka pun curiga jika hp Brigadir J sengaja dihilangkan atau dibuang.
4. Keterangan luka Brigadir J
Beberapa pihak keluarga mengatakan jika terdapat empat luka tembak pada tubuh Brigadir J.
Diantaranya luka tembak di tangan, luka didada dan satu luka tembak lainnya di bagian leher.
Selain itu pihak keluarga juga mengungkapkan terdapat luka-luka dari sayatan senjata tajam di bagian mata mulut hidung dan kaki.
Keterangan pihak keluarga terkait luka Brigadir J berbeda dengan keterangan pihak kepolisian.
5. Tidak adanya bukti pasti berupa rekaman CCTV
Pihak keluarga tidak yakin jika Brigadir J melakukan pelecehan seksual terhadap istri kadiv Propam sebelum melihat rekaman CCTV yang memperlihatkan kejadian tersebut.
Namun sayangnya insiden penembakan itu tidak terekam kamera CCTV lantaran kamera pengawas di rumah mati pada saat kejadian.
Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Budi Herdi Susianto mengungkapkan alasan tidak berfungsinya CCTV.
6. Keluarga sebut jika Brigadir J pernah diancam akan dibunuh
Pihak keluarga mengatakan jika Brigadir J pernah mendapat ancaman pembunuhan.
Baca Juga: Mengejutkan! Kemungkinan Saksi YS dan Saksi D dalam Kasus Subang Akan Ditangkap Jika Saksi DI Benar?
Kakak kandung korban mengatakan, jika Brigadir J pernah cerita kepada pacarnya yang berada di Bangko Merangin Jambi.
Itulah deretan kejanggalan kasus Brigadir J. Kini pihak kepolisian masih menyelidiki kasus tersebut dengan mengumpulkan bukti dan saksi sementara. ***