PRIANGANTIMURNEWS- Mungkin belum banyak yang tahu tentang keberadaan dan sejarah berdirinya gedung museum Sumpah Pemuda.
Kali ini priangantimurnews.com Pikiran Rakyat akan mengungkap sejarah gedung museum Sumpah Pemuda yang didirikan oleh Sie Kong Liong pada akhir abad XIX.
Cagar budaya yang diungkap melalui kemendikbud.go.id, sejak tahun 1925 bangunan ini disewakan kepada para mahasiswa mahasiswi kedokteran School tot Opleiding van Indische Artsen (STOVIA) dan Rechts Hoge School.
Baca Juga: 5 Bintang Pesepakbola yang akan Kembali ke Klub Lamanya Musim Panas ini
Tahun 1927 digunakan oleh organisasi pemuda untuk berbagai kegiatan. Pada tahun 1928 diberi nama Indonesische Clubgebouw dengan memasang papan nama di depan bangunan, kemudian dipilih sebagai tempat penutupan penyelenggaraan Kongres Pemuda Indonesia Kedua yang menghasilkan Soempah Pemoeda.
Dalam peristiwa tersebut lagu "Indonesisch" diperdengarkan dengan biola untuk kali pertama oleh Wage Rudolf Soepratman. Lagu tersebut dikemudian hari menjadi "Indonesia Raya" yang ditetapkan sebagai lagu kebangsaan.
Tahun 1934-1937 Sie Kong Liong menyewakan bangunan gedung Indonesische Clubgebouw kepada Pang Tjem Jam sebagai rumah tinggal.
Tahun 1937-1951 bangunan tersebut disewa oleh Long Jing Tjoe, dipergunakan sebagai toko bunga (1937-1948), dan kemudian sebagai hotel (1948-1951).