PRIANGANTIMURNEWS- Bulan Dzulhijjah adalah salah satu bulan yang memiliki banyak keutamaan.
Ada beberapa amalan yang sangat dianjurkan untuk dilakukan di 10 hari awal bulan Dzulhijjah tersebut.
Di mana ganjaran yang aka didapatkan dari amalan yang dilakukan di bulan Dzulhijjah tersebut akan sama dengan malam Lailatul Qadar.
Baca Juga: Berkat BNI Pengusaha Pengrajin Mendong Berdayakan Masyarakat
Keutamaan bulan Dzulhijjah ini dijelaskan oleh Ustadz Adi Hidayat sebagaimana dikutip priangantimurnews.com dari youtube channel Adi Hidayat Official pada hari Sabtu, 2 Juli 2022.
Seorang jama'ah bertanya kepada Ustadz Adi Hidayat, apakah 10 hari pertama bulan Dzulhijjah sama dengan malam Lailatul Qadar?
Berikut jawaban Ustadz Adi Hidayat dalam ceramahnya:
Baca Juga: Transfer Pemain: Xavi Khawatir, Dembele Bebas Transfer, Lewandoski Batal Gabung Barcelona
"Pertama terdapat pada surah al-fajr surat ke-89 di ayat yang kedua tepatnya:" kata Ustadz Adi Hidayat.
"والفجر. وليام عشر"
"Kemudian ada yang melengkapi dengan ayat ketiganya," lanjut Ustadz Adi Hidayat.
"والشفع والوتر"
"Penafsiran dari sahabat ibnu Abbas radhiyallahu ta'ala anhuma ketika menyampaikan riwayat dari Nabi SAW bahwa nabi sekali pernah menyampaikan bahwa:," lanjut Ustadz Adi Hidaya.
Baca Juga: Viral, Demi konten, Sekelompok Anak Muda ini Merusak fasilitas Umum di Tanjung Pinang
ما من أيام, العمل الصالح فيهن أحب إلى الله منه في هذه الأيام العشر
"Tidak ditemukan di antara sekian peredaran waktu dalam setahun saat hari-hari itu seluruh amal sholeh yang dikerjakan di dalamnya begitu dicintai oleh Allah SWT dibandingkan dengan 10 hari di awal Dzulhijjah" lalu sahabat bertanya:
ولا الجهاد في سبيل الله ؟
"Apakah jihad fiisabilillah Ya Rasulullah tidak mampu juga menandinginya?" Rasulullah pun menjawab:
Baca Juga: Inilah Harga Tiket Pertandingan Timnas Indonesia U-19 di Piala AFF 2022
ولا الجهاد في سبيل الله.
"Bahkan jihad fisabilillah pun tidak mampu menyamainya."
إلا رجل خرج بنفسه وماله ولم يرجع من ذلك بشيء
"Kecuali jika ada puncak tertinggi jihad yang memang tidak bisa disaingi. Jadi tetap jihad fisabilillah itu nanti ada nomor satu tertingginya, yaitu orang berjuang dengan jiwa dan hartanya sampai dia wafat habis."
Tetapi tidak ada tuntutan bagi semua orang. Dijelaskan dalam surah ke-9 Attaubah di ayat 122:
Baca Juga: Misteri Penusukan Ibu dan Anak di Bekasi
وَمَا كَانَ الۡمُؤۡمِنُوۡنَ لِيَنۡفِرُوۡا كَآفَّةً ؕ فَلَوۡلَا نَفَرَ مِنۡ كُلِّ فِرۡقَةٍ مِّنۡهُمۡ طَآٮِٕفَةٌ لِّيَـتَفَقَّهُوۡا فِى الدِّيۡنِ وَ لِيُنۡذِرُوۡا قَوۡمَهُمۡ اِذَا رَجَعُوۡۤا اِلَيۡهِمۡ لَعَلَّهُمۡ يَحۡذَرُوۡنَ
Artinya: "Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi (ke medan perang). Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali, agar mereka dapat menjaga dirinya."
Bagi pelajaran atau mahasiswa hendaknya mengikuti ayat tersebut agar memiliki kesemangatan untuk belajar serta memakmurkan negera dan bangsa.
Kemudian jika sudah selesai belajar, ataupun selesai kuliah dipakar bidangnya masing-masing, maka pulanglah ke kampung dan negerinya masing-masing. Ingatkan masyarakatnya untuk membangun negerinya supaya makmur, dan semua mendapatkan pengerahan yang serupa dan itu nilainya tinggi.
Baca Juga: Ngaku Jadi TNI Gadungan, Pria di Cirebon Ditangkap Polisi, Sering Lakukan Penipuan Korbannya Banyak
Saat masuk awal Dzulhijjah semua kualitas amal berubah, status amalnya naik menjadi dicintai oleh Allah SWT.
Jadi setiap bulan dalam waktu tertentu itu ada keutamaannya sendiri. Satu bulan dengan bulan yang lainnya tidak dapat disamakan. Ramadhan punya keutamaan dan keistimewaannya sendiri, begitu pun dengan 10 hari pertama di bulan Dzulhijjah.
Misal malam Lailatul Qadar itu adanya hanya di Ramadhan, maka tidak bisa ditemukan di malam-malam awal Dzulhijjah.
Baca Juga: Sinopsis episode 23 Melur Untuk Firdaus: Firdaus Plinpan, Dee Labrak Melur Sampai Tersungkur
Tidak tepat kalau ada yang mengatakan bahwa di malam-malam Dzulhijjah pun nilainya seperti malam Lailatul Qadar.
Karena malam Lailatul Qadar setahun cuma sekali saja, tepatnya masuk di malam-malam atau satu malam diantara sekian malam Ramdhan, tercantum dalam Al-Quran surah ke-97 yaitu surah Al-Qadr.***