Tuhan telah berbicara kepadamu, dan kepada murkamu
"Allahumma Lakashumtu, wa 'ala rizqika afthortu, HR. Thabrani Mu'jam shagir, hal. 189".
Artinya: Ya Allah, untukmu aku berpuasa, dengan rizkimu aku berbuka.
Al-Mulla Ali Al-Qari dalam Mirqatul Mafatih menyatakan: Adapun yang terkenal di masyarakat (Allahumma Lakashumtu wabika aamantu wa 'ala rizqika afthortu) maka penambahan (wabika aamantu) tidak ada asalnya meskipun dari segi maknanya benar, begitu juga penambahannya.
Baca Juga: Ramadhan dan Al-Qur'an: Imam Syafi'i Menyelesaikan Al-Qur'an 60 Kali
Mirqatul Mafatih Syarah Misykatul Mashabih, 13/4/1387. Adapun shalat berbuka puasa:
Bumi bergetar, dan tanah itu ditaklukkan, dan Tuhan melihatnya.
"Dzahabazh zhoma-u wabtalatil 'uruuqu wa tsabatal ajru insyaallah".
Artinya: Haus telah hilang, dan urat telah basah, dan pahala telah ditetapkan Insyaallah.
Setelah ditinjau, hadits ini merupakan pendapat Syekh Al-Albani yang mengatakan bahwa shalat ini berstatus Hassan. Namun, doa ini dibaca bukan sebelum berbuka puasa tetapi setelah berbuka.