Network
PRIANGANTIMURNEWS- Seseorang tidak lagi melakukan I'tikaf dan memenuhi masjid saat Ramadhan.
Kebanyakan justru I'tikaf di pusat perbelanjaan yang semakin padat menjelang hari raya tidak lain hanya kebanyakan orang untuk membeli baju lebaran.
Bahkan keutamaan I'tikaf di masjid dan malam Lailatul Qadar terkadang tidak menjadi prioritas di bulan Ramadhan.
Jauh berbeda dengan yang dicontohkan Rasulullah dan para sahabatnya yang melakukan I'tikaf di 10 malam terakhir Ramadhan.
Baca Juga: Raffi Ahmad Punya Cita-Cita Mulia dari Belajar di Kairo Sampai Jadi Ustadz !
Oleh karena itu, lebih baik kebutuhan hari raya terpenuhi sebelum masuk 10 malam terakhir Ramadhan, sehingga I'tikaf kita tidak terganggu dan bisa mendapatkan malam Lailatul Qadar.
Definisi I’tikaf secara literal (lughatan), kata “الاعْتِكاف” berarti “الاحتباس” (memenjarakan). Ada juga yang mendefinisikannya dengan:
حَبْسُ النَّفْسِ عَنْ التَّصَرُّفَاتِ الْعَادِيَّةِ
“Menahan diri dari berbagai kegiatan yang rutin dikerjakan," Al Mishbah al Munir 2/424.
Rasulullah ﷺ bersabda,
إِنِّى اعْتَكَفْتُ الْعَشْرَ الأَوَّلَ أَلْتَمِسُ هَذِهِ اللَّيْلَةَ ثُمَّ اعْتَكَفْتُ الْعَشْرَ الأَوْسَطَ ثُمَّ أُتِيتُ فَقِيلَ لِى إِنَّهَا فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ فَمَنْ أَحَبَّ مِنْكُمْ أَنْ يَعْتَكِفَ فَلْيَعْتَكِفْ ». فَاعْتَكَفَ النَّاسُ مَعَهُ
“Sungguh saya beri’tikaf di sepuluh hari awal Ramadhan untuk mencari malam kemuliaan (Lailatul Al-qadr), kemudian saya beri’tikaf di sepuluh hari pertengahan Ramadhan," H.R Muslim, 1167.
"Kemudian Jibril mendatangiku dan memberitakan bahwa malam kemuliaan terdapat di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan," H.R Muslim, 1167.
"Barangsiapa yang ingin beri’tikaf, hendaklah dia beri’tikaf (untuk mencari malam tersebut). Maka para sahabat pun beri’tikaf bersama beliau," H.R Muslim 1167.***
