Rayakan Tangkapnya Haryadi Suyuti Warga Aktivis Jogjakarta Gelar Cukur Gundul hingga Melempar Telur

4 Juni 2022, 19:34 WIB
Warga Aktivis Jogja Menggelar Cukur Botak Didepan Balai Kota Jogjakarta. /Twitter @merapi_uncover

PRIANGANTIMURNEWS- Dodok Putra Bangsa, aktivis Warga Berdaya mencukur rambutnya di depan komplek Balai Kota Jogja setelah Haryadi Suyuti ditangkap KPK dalam kasus dugaan suap izin mendirikan bangunan (IMB) pada Sabtu 4 Juni 2022.

Dodok yang awalnya berambut gondrong itu mengaku memenuhi nazarnya pada 2019 lalu. Saat itu ia berjanji akan mencukur gundul kepalanya jika KPK berani menindak maraknya pembangunan hotel yang berimbas pada ruang hidup masyarakat.

Aksinya dimulai dengan mengikat rambut panjangnya dengan menggunakan tali rafia dan kemudian dicantolkan ke tiang pagar di kompleks Balai Kota Jogja sebelah utara.

Baca Juga: KASUS SUBANG TERBARU: Penyidik Telah Periksa Sejumlah Saksi Baru Pembunuhan Ibu dan Anak

Secara bergantian aktivis Warga Berdaya dan organisasi masyarakat sipil memotong rambut Dodok.

Aksi yang dilakukan Dodok berlangsung kurang lebih selama setengah jam. Setelah rambutnya habis tercukur, ia melempar sebutir telur ke plang penanda tulisan Kantor Wali Kota Jogja sebagai simbol bahwa kasus korupsi pecah telur di Jogja setelah tertangkapnya Haryadi Suyuti.

Dodok menjelaskan aksi cukur rambut itu bukan berarti dirinya benci dengan Haryadi.

Hanya saja, ia mengaku diingatkan oleh rekan-rekannya untuk menjalankan nazar yang telah dijanjikannya pada 2019 lalu saat ia mengencingi kantor Walikota Jogja untuk membuang roh jahat yang bermukim di kantor tersebut.

Baca Juga: Pemerintah Anjurkan Produksi Obat dari Dalam Negeri

"Ini sebagai ritual saja dengan arti rambut itu adalah mahkota dan mahkota hanya digunakan oleh pemimpin. Maksud saya mencukur rambut ini adalah dengan makna berani melepaskan mahkota setelah Haryadi tertangkap dan kemudian memulai hal baru," ungkapnya.

Menurut Dodok, mahkota yang dipakai di kepala menyimpan suatu potensi yang luar biasa yakni otak. Otak dapat digunakan pemimpin untuk berbuat benar demi kesejahteraan rakyatnya.

"Karena di dalam mahkota ada otak yang bisa digunakan untuk kesejahteraan rakyat," jelas dia.

Baca Juga: Sebelum Memilih Persib Bandung Arsan Makarim Mengaku Sempat Diminati 3 Klub, Begini Tanggapannya!

Ia menambahkan, berbagai pihak telah mewanti-wanti sejak 2013 lalu bahwa terdapat kejanggalan dalam proses pembangunan berbagai hotel yang marak di Jogja. Meski begitu kasusnya belum terlihat.

"Walaupun KPK lambat, tapi tetap bersyukur karena ini bukan menjadi akhir tapi awal. KPK tetap harus memeriksa ratusan izin hotel yang sudah terbit. Bisa diduga ada aroma yang seperti kasus ini. KPK juga harus detail untuk mengusut izin hotel yang dikeluarkan pada masa Haryadi," tambahnya.

Saat ini Haryadi Suyuti dan 8 oranglainnya telah ditetapkan KPK terkait kasus suap.***

Editor: Agus Kusnadi

Sumber: Twitter @ FXharminanto

Tags

Terkini

Terpopuler