Ancaman Terbaru Virus Nipah Pasca Pandemi Covid-19

- 29 Januari 2021, 11:30 WIB
Ilustrasi virus dalam botol
Ilustrasi virus dalam botol /Shutterstock/

PRIANGANTIMURNEWS- Pandemi Covid-19 masih belum selesai banyak dikabarkan kemunculan virus varian baru atau yang disebut dengan Virus Nipah.

Dikabarkan bisa melonjak kapan saja, seperti yang telah terjadi di China dengan ratusan korban jiwa.

Virus ini kembali dikhawatirkan akan menjadi yang paling ditakuti pasca pandemi Covid-19.

Dalam laporannya The Guardian hasil dari sebuah studi independen mengatakan bahwa tidak ada satupun perusahaan farmasi besar dunia yang bakalan sanggup jika pandemi ktu terjadi.

Baca Juga: Perpustakaan Dispusipda BI Corner Pangandaran Raih Jaura 1

Jayasree K. Iyer, direktur eksekutif Access to Medicine Foundation, sebuah nirlaba yang berbasis di Belanda, menyoroti wabah virus Nipah yang terjadi di Cina, dengan tingkat kematian hingga 75 persen, dan berpotensi menjadi risiko pandemi besar berikutnya.

“Virus Nipah adalah penyakit menular lain yang muncul dan menimbulkan kekhawatiran besar. Nipah bisa meledak kapan saja. Pandemi berikutnya bisa jadi infeksi yang resistan terhadap obat," kata dia. Dikutip dari Antara, 'Virus Nipah, ancaman baru setelah pandemi COVID-19' Kamis, 29 Januari 2021.

Virus Nipah masuk dalam daftar salah satu dari 10 penyakit menular dari 16 penyakit yang diidentifikasi oleh WHO sebagai risiko kesehatan terbesar masyarakat, bersama dengan Mers dan Sars - penyakit pernapasan yang disebabkan oleh virus corona dan memiliki tingkat kematian yang jauh lebih tinggi daripada COVID-19 tetapi tidak terlalu menular.

Baca Juga: DPR RI FPKS : Vaksin Terbaik Adalah Pangan Yang Cukup dan Terjangkau

Kelelawar buah dituding menjadi inang alami dari virus yang memiliki angka kematian 40 persen hingga 75 persen tersebut, tergantung di mana wabah itu terjadi.

Ada beberapa alasan mengapa virus Nipah begitu menyeramkan. Masa inkubasi penyakit yang lama yang dilaporkan bisa mencapai 45 hari dalam satu kasus, dapat memberikan banyak kesempatan bagi inang yang terinfeksi, bahkan mereka yang tidak sadar tengah tertular, untuk menyebarkannya.

Virus ini juga dapat menginfeksi berbagai macam hewan, membuat kemungkinan penyebarannya lebih mungkin terjadi. Penularan virus ini juga bisa melalui kontak langsung atau dengan mengonsumsi makanan yang terkontaminasi.

Baca Juga: Sepeda Motor Matic Terendam Air, Ini Hal Penting dalam Penanganan Motor Matic di Saat Banjir

Seseorang dengan virus Nipah mungkin akan mengalami gejala pernapasan termasuk batuk, sakit tenggorokan, kelelahan, dan ensefalitis, pembengkakan otak yang dapat menyebabkan kejang hingga kematian.

Bangladesh dan India merupakan dua negara yang pernah mengalami wabah virus Nipah di masa lalu, yang kemungkinan penyebabnya terkait dengan konsumsi jus kurma.

Pada malam hari, kelelawar yang terinfeksi akan terbang ke perkebunan kurma dan mengambil sari buahnya saat keluar dari pohon. Kelelawar tersebut kemungkinan buang air kecil di pot penampung.

Baca Juga: Ingin Cepat Jadi Orang Kaya, Hindari Enam Kebiasaan Ini

Penduduk yang tidak tahu akan membelinya pada hari berikutnya dari pedagang kaki lima setempat, meminumnya dan terinfeksi penyakit tersebut.

Dari 11 wabah virus Nipah di Bangladesh dari tahun 2001 hingga 2011, tercatat ada 196 orang terdeteksi dengan 150 jiwa di antaranya meninggal dunia.***

Editor: Agus Kusnadi

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah