Warga Myanmar Meninggalkan Pinggiran Kota Yangon karena Takut akan Tindakan Keras Militer Myanmar

- 17 Maret 2021, 13:37 WIB
Seorang siswa di Myanmar meninggal karena kekerasan Junta Militer.
Seorang siswa di Myanmar meninggal karena kekerasan Junta Militer. /Twitter/@Reuters/

Suu Kyi, 75, telah ditahan sejak kudeta dan menghadapi berbagai tuduhan termasuk mengimpor radio walkie-talkie secara ilegal dan melanggar protokol virus corona.

"Militer berusaha untuk membatalkan hasil pemilu demokratis dan secara brutal menekan pengunjuk rasa damai," kata Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada konferensi pers di Tokyo.

Baca Juga: Australia Meminta UE Kirimkan 1 Juta Vaksin Virus Corona untuk Papua Nugini

Kantor hak asasi manusia PBB mengatakan laporan yang "sangat menyedihkan" tentang penyiksaan di dalam tahanan telah muncul dan lima orang diketahui tewas dalam penahanan.

Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian mengatakan Uni Eropa akan menyetujui sanksi terhadap para jenderal pada pertemuan menteri luar negeri Senin depan. Ini akan menghentikan semua dukungan anggaran dan menargetkan kepentingan ekonomi individu yang terlibat dalam kudeta, katanya.

Anggota pemerintah yang digulingkan, yang telah mendirikan pemerintahan paralel, meminta Total dan perusahaan minyak lainnya yang beroperasi di Myanmar untuk menangguhkan pembayaran kepada negara yang dikendalikan militer itu.***

Halaman:

Editor: Agus Kusnadi

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah