Zoya mengungkapkan merasa cukup miris untuk tidak beropini atau berkomentar dengan kasus yang terjadi ini, karena melihat kasus dugaan pelecehan seksual ini banyak netizen berkomentar negatif dan mengarah pada victim blaming.
Menurut penuturan dari pada Zoya “komentar dari para netizen ini kian hari kian mengarah pada‘Victim Blaming’ yang justru menyudutkan korban kekerasan”.
Baca Juga: Prajurit Marinir di Sorong Tewas, Diduga Dikeroyok Senior, KSAL akan Tindak Tegas jika Terbukti
Zoya berpandangan istri dari Irjen Ferdi Sambo yakni Putri Candrawathi ini merupakan korban yang justru tersudutkan.
Dia berpendapat terlepas dari siapa pun yang menjadi pelakunya, bahwa budaya budaya victim blaming ini merupakan dasar yang paling besar untuk membentuk suatu rape culture.
“Ketika orang bilang, ah enggak mungkin terjadi kekerasan, perkosaan atau pelecehan seperti ini, lihat dong kedudukannya”, ujarnya.
“Kemudian ada yang bilang perkosaan hanya terjadi pada perempuan yang enggak baik, hal ini yang menurut saya sangat-sangat keliru,” paparnya.
Seksolog Zoya mengungkapkan pada kasus ini setidaknya ada dua kejadian yang membuat traumatis, yakni dengan adanya kasus pelecehan terhadap istri Irjen Ferdy Sambo tersebut dan kejadian traumatis akibat aksi penembakan antara Bharada E dan Brigadir J.
Zoya berpendapat bahwa kejadian kekerasan serta pelecehan seksual ini bisa terjadi kepada siapa saja.