Mencoreng Kearifan Lokal, Puluhan Warga Lhokseumawe Tolak Keberadaan Imigran Rohingya

- 8 Desember 2022, 23:55 WIB
Peserta unjuk rasa melakukan orasi dan membentangkan spanduk menolak keberadaan imigran Rohingya di gedung eks Kantor Imigrasi Lhokseumawe, Aceh, Kamis 8 Desember 2022/ANTARA
Peserta unjuk rasa melakukan orasi dan membentangkan spanduk menolak keberadaan imigran Rohingya di gedung eks Kantor Imigrasi Lhokseumawe, Aceh, Kamis 8 Desember 2022/ANTARA /

PRIANGANTIMURNEWS - Didga telah mengganggu ketertiban masyarakat dan merusaka kearifan lokal, puluhan warga Desa Ulee Blang Mane, Kecamatan Blang Mangat, Kota Lhokseumawe, Aceh menolak keberadaan imigran Rohingya yang ditempatkan di gedung eks kantor imigrasi setempat.

Koordinator Unjuk rasa Beni Murdani mengatakan warga menolak imigran Rohingya, karena dinilai telah mengganggu ketertiban masyarakat.

Alasanya penolakan lainnya, karena keberadaan imigram Rohingya akan merusak kearifan lokal.

Baca Juga: Bupati Bangkalan Ditahan KPK, Wabup Pastikan Roda Pemerintahan Tak Terganggu

"Kami menolak keberadaan imigran Rohingya di gedung eks Kantor Imigrasi Lhokseumawe karena diduga telah mencoreng kearifan lokal," kata Beni Murdani, koordinator unjuk rasa di Lhokseumawe, Kamis 8 Desember 2022.

Saat melakukan aksi, penunjuk rasa melakukan orasi dan membentang spanduk yang bertuliskan tuntutan warga menolak keberadaan imigran Rohingya.

Beni mengatakan informasi beredar menyebutkan masyarakat meresahkan keberadaan imigran Rohingya tersebut.

Baca Juga: UMK Karawang Tertinggi se Jawa Barat, Ini Profil Bupati Cellica yang Berani Bikin Gebrakan

Apalagi beberapa waktu lalu ada oknum imigran itu diduga mencuri buah kelapa milik warga.

Beni menambahkan penolakan warga karena keberadaan imigran Rohingya dinilai mengganggu ketertiban warga sekitar.

Selain itu, penempatan imigran Rohingya yang membaur antara baik laki-dan maupun perempuan tidak menghargai kearifan lokal serta bertolak belakang dengan Syariat Islam.

"Kami menuntut UNHCR selaku lembaga yang mengurusi pengungsi lintas negara segera merelokasi imigran Rohingya dari Aceh dalam waktu empat kali 24 jam," kata Beni Murdani.

Baca Juga: Tak Punya Adab! Pasukan Israel Hancurkan Bangunan Masjid di Hebron Palestina

Beni menyebutkan apabila tuntutan itu tidak dipenuhi, warga akan kembali melakukan unjuk rasa dengan jumlah massa yang lebih banyak, sampai imigran Rohingya direlokasi ke tempat lain.

Sementara itu, Staf UNHCR Perwakilan Indonesia Hendrik C Therik saat menjumpai pengunjuk rasa mengatakan pihaknya segera menyampaikan semua tuntutan warga kepada pimpinan di Jakarta, baik secara verbal maupun tertulis.

"Kami dengan senang hati menerima aspirasi warga terkait imigran Rohingya dan semua tuntutan ini akan disampaikan ke pusat. Untuk hasilnya, masih harus menunggu keputusan pimpinan UNHCR di Jakarta," katanya.

Unjuk rasa berakhir setelah kedua belah pihak menandatangani petisi yang berisikan tuntutan warga sekitar lokasi pengungsian.

Baca Juga: Diiming-imingi Uang 100 Ribu, Seorang Pria di Tangerang Tega Cabuli Bocah Bau Kencur

Sebelumnya, UNHCR dan IOM merelokasi sebanyak 229 imigran Rohingya yang terdampar di dua titik di Kabupaten Aceh Utara ke gedung eks Kantor Imigrasi Lhokseumawe.

Relokasi tersebut dilakukan setelah adanya surat Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia memberikan persetujuan penggunaan bekas Kantor Imigrasi Lhokseumawe sebagai tempat penampungan sementara selama tiga bulan.

Ratusan imigran Rohingya tersebut berada di Aceh setelah terdampar di dua tempat di Kabupaten Aceh Utara. Mereka terdampar setelah terkatung-katung berbulan-bulan di laut.***

 

Editor: Muh Romli


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah