Membangunkan Sahur Keliling Kampung dan Menabuh Bunyi-bunyian Keras, Apakah Itu Perlu? Ini Penjelasan LBM PBNU

- 26 Maret 2024, 16:00 WIB
Sejumlah warga mengikuti iring-iringan koko'o (ketuk) sahur dengan membunyikan kentongan bambu dan alat musik lainnya di Kota Gorontalo, Gorontalo/ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin/hp
Sejumlah warga mengikuti iring-iringan koko'o (ketuk) sahur dengan membunyikan kentongan bambu dan alat musik lainnya di Kota Gorontalo, Gorontalo/ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin/hp /

"Tidak ada anjuran agama yang spesifik tentang ini, tapi tradisi bangun sahur sudah ada sejak lama," katanya di Jakarta, Senin 25 Maret 2024.

Menurut catatan sejarah, Bilal bin Rabbah, sahabat Nabi Muhammad SAW, dikenal sebagai yang pertama membangunkan orang untuk sahur dengan adzan. Tradisi membangunkan sahur ini berkembang seiring waktu, dengan berbagai cara dan alat yang digunakan.

Baca Juga: 3 Olahan Indomie Untuk Sahur Kamu

Penggunaan pengeras suara untuk bangun sahur seharusnya mempertimbangkan dampaknya, terutama jika menyebabkan kebisingan dan mengganggu orang lain.

Jadi, kita harus memperhatikan kesediaan orang di sekitar kita, terutama dalam masyarakat yang beragam. Tujuannya adalah untuk tidak mengganggu istirahat orang lain.

Pada akhirnya, tradisi membangunkan sahur harus dilakukan dengan cara yang bijaksana dan sopan, termasuk alat yang digunakan.***

Halaman:

Editor: Sri Hastuti

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah