Membangunkan Sahur Keliling Kampung dan Menabuh Bunyi-bunyian Keras, Apakah Itu Perlu? Ini Penjelasan LBM PBNU

- 26 Maret 2024, 16:00 WIB
Sejumlah warga mengikuti iring-iringan koko'o (ketuk) sahur dengan membunyikan kentongan bambu dan alat musik lainnya di Kota Gorontalo, Gorontalo/ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin/hp
Sejumlah warga mengikuti iring-iringan koko'o (ketuk) sahur dengan membunyikan kentongan bambu dan alat musik lainnya di Kota Gorontalo, Gorontalo/ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin/hp /

PRIANGANTIMURNEWS - Tradisi keliling kampung untuk membangunkan sahur merupakan warisan budaya yang kental di beberapa komunitas Muslim. 

Dalam tradisi ini, sekelompok orang atau relawan akan berkeliling ke setiap rumah di kampung pada tengah malam untuk membangunkan warga agar bisa sahur sebelum waktu imsak.

Mereka biasanya memakai bedug sebagai alat untuk mengeluarkan suara bernada keras pertanda membangunkan orang-orang guna melaksanakan sahur.

Baca Juga: Sudah Sahur Tidur Lagi? Tunggu Minimal 2 Jam Agar Gula Darah Tidak Naik!

Selain menjaga kebersamaan dan solidaritas diantara warga, tradisi ini juga mencerminkan nilai-nilai gotong royong dan kepedulian sosial dalam menjalankan ibadah Ramadhan.

Setiap bulan Ramadhan tiba, kita selalu melihat kebiasaan bangun tengah malam untuk makan sahur. Beberapa orang melakukan ini dengan cara berjalan-jalan di sekitar lingkungan dengan membunyikan kentongan atau menggunakan pengeras suara dari masjid atau mushola setiap 30 menit mulai dari 1,5 jam sebelum imsak.

Di beberapa tempat, ada juga tradisi membangunkan sahur dengan menggunakan alat musik yang dimainkan melalui pengeras suara. Namun, terkadang kegiatan ini dilakukan terlalu pagi, bahkan 3-4 jam sebelum imsak, dan ini bisa mengganggu tidur orang lain.

Baca Juga: Aurel Hermansyah Bikin Heboh Saat Sahur di Shopee Live, Perkenalkan dan Bahas Soal Garansi Tepat Waktu

Bagaimana pandangan ulama tentang tradisi ini? Idris Mas'udi, anggota Lembaga Bahtsul Masail Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LBM PBNU), menjelaskan:

"Tidak ada anjuran agama yang spesifik tentang ini, tapi tradisi bangun sahur sudah ada sejak lama," katanya di Jakarta, Senin 25 Maret 2024.

Menurut catatan sejarah, Bilal bin Rabbah, sahabat Nabi Muhammad SAW, dikenal sebagai yang pertama membangunkan orang untuk sahur dengan adzan. Tradisi membangunkan sahur ini berkembang seiring waktu, dengan berbagai cara dan alat yang digunakan.

Baca Juga: 3 Olahan Indomie Untuk Sahur Kamu

Penggunaan pengeras suara untuk bangun sahur seharusnya mempertimbangkan dampaknya, terutama jika menyebabkan kebisingan dan mengganggu orang lain.

Jadi, kita harus memperhatikan kesediaan orang di sekitar kita, terutama dalam masyarakat yang beragam. Tujuannya adalah untuk tidak mengganggu istirahat orang lain.

Pada akhirnya, tradisi membangunkan sahur harus dilakukan dengan cara yang bijaksana dan sopan, termasuk alat yang digunakan.***

Editor: Sri Hastuti

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah