Liga Jerman, Hanya Semusim di Liga 2, Schalke Kembali Ke Bundesliga, Ini Alasannya!

23 Mei 2022, 21:56 WIB
Liga Jerman; Hanya Semusim Di Liga 2, Schalke Kembali Ke Bundesliga, Ini Alasannya! /Youtube Starting eleven Story

PRIANGANTIMURNEWS- Pertandingan pekan ke-33 SWT Bundesliga jadi laga yang sangat menegangkan bagi Schalke Ulfi.

Kala menghadapi FC Saint Pauli yang juga sama-sama mengincar tiket promosi ke Bundesliga Jerman.

Schalke pastikan menang, karna jika kalah, kekalahan itu akan menipiskan peluang mereka untuk kembali ke kasta teratas Liga Jerman.

Namun, mental para pegawai Schalke sungguh luar biasa meski tertinggal dua gol di babak pertama.

Pengawai Schalke berhasil menyamakan kedudukan di babak kedua lewat Brace Si Monteiro Di menit ke-47 dan 71.

Baca Juga: Presiden Jokowi Terima Kunjungan Kehormatan Menlu Serbia

Laga menegangkan itu, kemudian berubah jadi sukacita usai Rodrigo Salazar mencetak gol ketiga Schalke di menit ke-78.

Hingga wasit meniup peluit akhir tidak ada lagi gol yang tercipta. Agar Souqy pun menang 3-2 dan seketika itu pula Stadion veltins-arena bergemuruh.

Pemain, pelatih, bahkan suporter, berbagi tangis Bahagia sebab kemenangan atau Saint Pauli memastikan Schalke promosi kembali ke Bundesliga Jerman.

Artinya Schalke yang baru turun kasta musim lalu hanya butuh satu musim untuk kembali promosi ke Bundesliga Jerman lalu.

Lantas apa alasan mereka dalam menapaki jalan pulang ke Bundesliga.
Sebagaimana diungkap Kanal YouTube Starting Eleven story Ini alasan bahkan rahasianya.

Baca Juga: Sempat Viral di Media Sosial, Dua Pria yang Terlibat Cekcok dan Penamparan di Gerbang Tol Berujung Damai

Sejenak 2020 dimana pandemic covid-19 menjadi masa-masa paling suram bagi Schalke Ulpie.

Yang digenapkan menjadi salah satu tim yang paling menderita bahkan juara tujuh kali Bundesliga itu bisa sempat berada diambang kehancuran ekonomi.

Saat Liga dihentikan akibat wabah virus Corona Schalke dikabarkan jadi salah satu tim papan atas yang terancam bangkrut krisis finansial yang mencekik Rival Sekota borrusia Dortmund itu memang berada dalam tahap yang kritis.

Akibat pendapatan Schalke pada covid- 19 pendapatan Schalke di tahun 2020 menurun drastis hingga 31 persen.

Mereka juga punya beban hutang hingga 200 juta Euro atau setara dengan 3,5 triliun, yang akan segera jatuh tempo.

Alhasil demi mempertahankan kelangsungan hidupnya Schalke terpaksa menerapkan Seller Richard yang membuat seluruh pemain yang mendapat gaji tak lebih dari 2,5 juta Euro pertahun.

Tidak hanya krisis finansial krisis moral juga merenggut kehormatan Schalke, ada kerusuhan yang terjadi dibalik manajemen klub yang melibatkan dewan direksi hingga direktur teknik ada pula beberapa pemain yang mendapat skorsing.

Baca Juga: Intip 4 Potret Romantis, Maudy Ayunda Bersama Sang Suami Jesse Choi, Pria Asal Korea Selatan

Parahnya lagi, beberapa pemain dan staf mendapat serangan fisik dari para fans yang marah dengan performa buruk Schalke.

Krisis finansial dan moral tersebut memberi imbas yang buruk terhadap performa tim di atas lapanhan.

Sepanjang tahun 2020 mereka mencatat 30 laga tanpa kemenangan secara beruntun di Bundesliga parahnya lagi dimusim 2020-2021 Schalke cuma menang tiga kali dan imbang tujuh kali dalam 34 pertandingan.

Hasil tersebut membuat Schalke hanya mampu mengumpulkan 16 poin sepanjang musim 2020-2021.

Mereka pun jadi juru kunci dan harus rela terdegradasi ke suitableness Liga untuk pertama kalinya setelah bertahan selama 30 tahun di kasta teratas Liga Jerman.

Setelah babak belur dalam tiga musim terakhirnya di Bundesliga Schalke memulai perjalanan di Liga 2 Jerman dengan melakukan cuci gudang besar-besaran.

Tidak tanggung-tanggung 31 pemain dilepas dengan berbagai skema hingga menghasilkan pemasukan senilai 41,30 juta Euro.

Pengalaman pahit terdegradasi rasanya juga sudah memberi Schalke pelajaran penting dalam mengelola keuangan mereka.

Baca Juga: Pengendara Pajero Yang Sempat Viral Akhirnya Minta Maaf

Oleh karena itulah Schalke yang masih berhemat kemudian hanya menghabiskan 2,5 belas juta Euro saja untuk mengontrak 16 pemain baru.

Dikenal punya Academy yang bagus juga mempromosikan empat pemain mudanya ke tim utama hasilnya memang tidak instan.

Bahkan diawal musim Schalke yang masih mempertahankan Dimitris G OSIS sebagai kepala pelatih tampil cukup kewalahan.

Mereka sempat penghuni peringkat 13 di Pekan keempat setelah hanya mampu mencatat satu kemenangan dalam empat pertandingan pembuka.

Performa The Royal Blues baru membaik di Pekan ke-8 usai menang 2-0 atas tuan rumah Hansa rostock.

Schalke kemudian mencatat tiga kemenangan di tiga pekan berikutnya. Empat kemenangan beruntun yang mereka raih kemudian mengantar posisi Syauqi melejit ke peringkat tiga.

Namun, tidak lama kemudian ikonsistensi jadi penyakit kambuhan yang membuat posisi Schalke terus fluktuatif di tiap pekannya.

Diakhir tahun 2021 Schalke mengakhiri paruh pertama Liga 2 Jerman dengan menghuni peringkat empat.

Setelah hanya mampu mencatat sembilan kemenangan dan enam kali menelan kekalahan dalam 18 pertandingan.

Dengan mengamankan posisi 4 di paruh pertama jarak Schalke dengan tiket promosi ke Bundesliga sebenarnya tinggal sedikit lagi.

Namun, yang terjadi justru sebaliknya. Penyakit inkonsistensi Schalke kembali kambuh.

Kekalahan mengejutkan atas Hansa rostock di Pekan ke-25 membuat posisi The Royal Blues kembali merosot ke peringkat enam.

Nasil negatif tersebut berdampak buruk kepada dimitrios G OSIS yang langsung dilengserkan dari kursi pelatih.

Meski dirinya masih terikat kontrak hingga Juni 2022. Pemecatan tersebut jelas mengejutkan pasalnya Schalke memecat pelatihnya saat Liga tinggal menyisakan sembilan pertandingan.

Apalagi mereka masih punya peluang untuk menyabet tiket promosi akan tetapi, pihak manajemen punya alasan tersendiri untuk memecat G OSIS yang telah berjasa membentuk ulang Squad Schalke.

Anggota dewan direksi Schalke Piterr Nebel menjelaskan bahwa peluang saja tidak cukup. Timnya butuh konsistensi untuk merebut posisi teratas.

Untuk mengisi kekosongan di kursi pelatih Schalke kemudian mengangkat asisten pelatih Mike Busstands sebagai pengganti sementara dimitrios G OSIS.

Pergantian pelatih tersebut ternyata jadi titik balik Schalke walaupun hanya pelatih sementara.

Baca Juga: KASUS SUBANG: Masih Saling Sudutkan Satu Sama Lain, Siapakah Pelaku Pembunuhan Ibu dan Anak Sebenarnya?

Busstands yang juga merupakan seorang legenda yang sudah lama mengabdi di Schalke ternyata mampu memberi dampak instan.

Pasca diumumkan Sebagai pelatih interim pada 7 Maret 2022 ia langsung membawa anak asuhnya mencatat lima kemenangan beruntun.

Yang langsung membuat The Royal Blues menjadi pemuncak klasemen liga2 Jerman.

Puncaknya kemenangan atau saint-paul yg di pekan ke 33 jadi kemenangan kedelapan Mickey Mouse Ken sebagai pelatih kepala yang sekaligus mengantar klub kesayangannya kembali ke habitatnya di Bundesliga Jerman.

Tidak hanya sekedar promosi Syauqi juga sukses mempertahankan puncak Klasemen duite Bundesliga usai menang tipis 2-1 atas Nur bkent terakhir.

Hasil tersebut membuat Schalke keluar sebagai Kampiun Liga 2 Jerman untuk ketiga kalinya sepanjang sejarah.

Itulah sedikit kisah dari perjalanan Schalke menapaki jalan pulang ke Bundesliga Jerman.***

Editor: Agus Kusnadi

Sumber: YouTube Starting Eleven Story

Tags

Terkini

Terpopuler