Bukannya Protes Qatar, Suporter Iran Ini Malah Protes Negaranya Sendiri di Piala Dunia 2022

29 November 2022, 16:18 WIB
suporter Iran kompak lawan pemerintah Iran di Piala Dunia Qatar 2022 akibat kematian wanita bernama Mahsa Amini. /Reuters/

PRIANGANTIMURNEWS- Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022 banyak mendapat kecaman oleh negara barat.

Pasalnya, Qatar dianggap melanggar Hak Asasi Manusia (HAM) dengan tidak memperbolehkan LGBT.

Atas kebijakan tersebut, Qatar banyak diprotes oleh partisipan Piala Dunia 2022.

Baca Juga: Mengejutkan! Sule dan Rizky Febian Masuk Ruang Sidang PN Bandung

Namun berbeda dengan negara-negara lain, fans Iran tidak memprotes Qatar, tapi malah lantang memprotes negara mereka sendiri.

Mereka melakukan hal tersebut agar, protes mereka kepada pemerintahan Iran dapat disaksikan seluruh orang di dunia.

Apalagi, aksi protes Iran begitu kencang terdengar selama pembukaan ajang Piala Dunia 2022 di Doha, Qatar.⁠

Baca Juga: Pelaku Jual Beli Solar Bersubsidi di Oku Timur secara Ilegal Diringkus Polisi

Suporter tampak membentangkan bendera negara yang berisi slogan “Woman, Life, Freedom” (Perempuan, Kehidupan, Kebebasan).

Protes mereka semakin gencar dilakukan pada saat tim nasional sepakbola Iran bertanding melawan Inggris, pada Senin 21 November 2022.

Mereka juga meneriakkan yel-yel anti-pemerintah sementara para pemain Iran menolak bernyanyi ketika lagu kebangsaan Iran berkumandang.⁠

Baca Juga: Solusi Masalah Hidup! Perusahaan di Rusia Tawarkan Wisata Kematian dengan Harga 890 Juta Rupiah

Aksi kompak penonton dan kesebelasan dilakukan sebagai bentuk solidaritas terhadap gelombang unjuk rasa yang meledak di negaranya.

Hal ini disebabkan menyusul kematian Mahsa Amini pada September lalu. Perempuan Iran itu diduga tewas dianiaya polisi moral karena memakai jilbab berantakan.

Di Iran sendiri, warga Iran berbondong-bondong melakukan demonstrasi atas kejadian tersebut.

Baca Juga: Tak Hanya di Kanjuruhan, Polisi Belgia Menembakkan Gas Air Mata ke Suporter Usai Belgia Kalah 2-0 dari Maroko

Langkah ekstrem yang diambil aparat guna meredam protes tak berhasil menyurutkan semangat demonstran.

Mereka dengan lantang menentang aturan berpakaian yang diwajibkan oleh pemerintah kepada perempuan Muslim di Iran.

Lembaga Sosial Masyarakat (LSM) HAM di Iran memperkirakan kekerasan polisi telah menewaskan sedikitnya 378 demonstran, yang  47 korban di antaranya masih anak-anak.⁠

Baca Juga: Pipa PLTMH di Garut Bocor, Kerugian Mencapai 2 Miliar

Miris dengan keadaan di negaranya, para pesepakbola profesional Iran sangat vokal mengkritik penguasa yang represif.

Tak jarang mereka menyuarakan isu-isu yang ada di negaranya dan menunjukkan solidaritas terhadap rakyat Iran.

Bahkan, mantan kapten timnas Iran, Ali Karimi, dikabarkan nyaris diculik akibat terang-terangan mendukung aksi protes.⁠***

Editor: Galih R

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler