PRIANGANTIMURNEWS- Akhir musim 2021-2022 ini, Divock Origi dan Andrea Ranocchia, 2 pemain senior di klubnya masing-masing, dipastikan keluar dari tempat kerja atau klub lama mereka.
Origi (7 musim) dan Ranocchia (11,5) menghabiskan mayoritas periode di klub mereka sebagai pemain cadangan, tapi mereka tetep dicap sebagai legenda oleh fans tim masing-masing.
Kok bisa? Apa sih yang jadi tolak ukur untuk menjadi seoarang legenda? simak penjelasannya di bawah ini:
1. Statistik End Product Mumpuni?
Tolak ukur kesuksesan pemain secara polos biasanya diukur dari jumlah end product sesuai posisi.
Kiper dengan cleansheet, penyerang dengan gol/asis. Tapi, apa bikin banyak gol&asis udah pasti jadi legenda? Bale punya 106 gol dan 67 asist selama di Madrid, tapi malah dibully suporter.
2. Pengaruh atau Kelakuan Baik ke Klub?
Tahun 2020 lalu, Birmingham City memensiunkan nomor punggung 22 bekas Jude Bellingham, karena uang penjualannya ke Borussia Dortmund bisa menyelamatkan finansial klub.