Badan Mata-Mata Inggris Gunakan Teknologi AI Melawan Serangan Dunia Maya dan Aktor Negara

- 25 Februari 2021, 16:05 WIB
Bnedera Inggris
Bnedera Inggris /pixabay/Nerivill/

PRIANGANTIMURNEWS – GCHQ, agen mata-mata Inggris, sedang bersiap untuk menggunakan kecerdasan buatan untuk memerangi serangan dunia maya, mengidentifikasi disinformasi yang didukung negara, dan membantu melacak jaringan kriminal di seluruh dunia.

Langkah tersebut, diumumkan pada hari Rabu, 24 Februari 2021, dan telah mencerminkan kecemasan yang meningkat bahwa musuh seperti Rusia dan China sudah mempersenjatai teknologi AI untuk melawan Inggris dan sekutunya.

Sementara pejabat keamanan ingin menjauhkan Inggris dari aplikasi pembelajaran mesin yang tidak etis - seperti pengenalan wajah dan pembuatan massal identitas online palsu di peternakan troll - mereka mengatakan bahwa mereka "hampir" menggunakan algoritme baru untuk meningkatkan keamanan nasional.

Baca Juga: Kemenkeu Harapkan Ada Peningkatkan Kinerja Pegawainya, Sri Mulyani: Kuatkan Sinergi, Bangkitkan Ekonomi⁣

Dalam sebuah artikel yang diterbitkan Financial Times, direktur GCHQ Jeremy Fleming mengatakan "AI yang baik" akan memungkinkan mata-mata untuk bekerja dengan cara yang berbeda, "memungkinkan analis untuk menangani volume dan kompleksitas data yang terus meningkat, meningkatkan kualitas dan kecepatan pengambilan keputusan.”

“Meningkatnya ketergantungan pada algoritme dalam hal informasi sensitif kita harus meningkatkan peringatan atas skala pengintaian yang saat ini dilakukan pada kita,” ungkap Fleming.

Dia juga menambahkan bahwa aplikasi AI sangat luas, "mulai dari mengidentifikasi dan melawan disinformasi 'troll farms' hingga pemetaan dan pelacakan jaringan internasional yang membantu memperdagangkan orang, obat-obatan atau senjata".

Baca Juga: Niat dan Keutamaan Puasa Ayyamul Bidh, 13 - 15 di Bulan Rajab

Selama bertahun-tahun, mata-mata telah menggunakan fungsi AI sederhana seperti terjemahan, tetapi pejabat keamanan mengatakan kemajuan yang lebih mutakhir dalam kecepatan pemrosesan data, dan peningkatan ketersediaan data yang diperlukan untuk melatih algoritme, yang berarti GCHQ dapat menerapkan pembelajaran mesin dengan lebih ambisius.

Aplikasi yang memungkinkan untuk melawan disinformasi termasuk pemeriksaan fakta dengan bantuan mesin untuk mengidentifikasi identitas online palsu yang dikenal sebagai "deepfakes", serta deteksi otomatis dan pemblokiran botnet dan sumber konten online menyesatkan lainnya.

Halaman:

Editor: Muh Romli

Sumber: Express


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x