Kisah Mistis Soekarno dan Ratu Kidul

24 Mei 2022, 20:08 WIB
Presiden RI Pertama Ir. Soekarno. /Buku Dunia Batin 2 Macan Asia

PRIANGANTIMURNEWS- Cerita tentang raja yang menjadi suami Nyi Roro Kidul ternyata menyelimuti kehidupan Soekarno. Seorang penulis Amerika, Isaac Asimov, mendeskripsikan kondisi tersebut.

Asimov menceritakan sebuah pengalaman menginap di hotel yang terletak di Pelabuhan Ratu, Jawa Barat yang menyediakan satu kamar khusus untuk Dewi penguasa pantai selatan.

Masyarakat mempercayai adanya kekuasaan Ratu Kidul dengan sesaji atau ritual yang khusus dipersembahkan untuk penguasa laut selatan.

Baca Juga: PSG Ingin Pep Guardiola Ganti Mauricio Pochettino,Kylian Mbape Bingung Liverpool atau Real Madrid

Persembahan tersebut sifatnya simbolik, dapat berupa hasil bumi, makanan, burung hidup, air suci, kembang melati, dan benda-benda berharga lainnya. Orang mengadakan upacara atau persembahan dengan tujuan terhidar dari bencana.

"Tiap tahun masyarakat di sini pasti nglarung (memberi persembahan)," kata Wahyo, seorang kusir di Parangtritis. Biasanya persembahan itu diberikan setiap 1 suro, tahun baru Jawa, yang sangat berkaitan dengan keberadaan penguasa selatan.

Tak hanya masyarakat sekitar di daerah itu, tradisi ini dilakukan juga oleh masyarakat pantai selatan Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, hingga Bali. Nama Kita Pelabuhan Ratu sendiri sangat berhubungan dengan kepercayaan itu.

Dalam kepercayaan masyarakat Jawa, setiap penguasa adalah suami kanjeng ratu kidul, perkawinan tersebut terjadi karena adanya kesepakatan antara panembahan Senopati. Sebelum mendirikan kerajaan Mataram Islam, dengan penguasaan lautan.

Baca Juga: Amalan Agar Selamat Dunia Akhirat

Raja-raja dari kerajaan Mataram Islam dipercaya menjadi suami kanjeng Ratu Kidul. Ketika seorang putra mahkota menjadi penguasa kerajaan, secara otomatis ia menjadi suami dari kanjeng ratu kidul.

Raja-raja tersebut antara lain sinuhun Paku Buwono XIII (sejak 2004) dari kasuhunan Surakarta Hadiningrat dan Sri Mangkunegara IX (sejak 1987) dari Pura Mangkunegaran, keduanya dari Surakarta.

Lalu Sultan Hamengku Buwono X (sejak 1988) dari kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan Sri Paku Alam IX (sejak 2003). Dari Pura Pakualaman, keduanya di Yogyakarta.

Mitos semacam ini rupanya tidak hanya hidup pada masyarakat yang terbelakang. Masyarakat yang tergolong hidup pada tataran modern pun meyakini sebuah mitos.

Presiden AS periode 1981-1989, Ronald Reagan, adalah contoh seseorang yang mempercayai mitos, bahkan takhayul. Ketika ia terpilih menjadi Gubernur California, ia meminta dilantik pada waktu tengah malam.

Entah apa maksudnya, kegiatannya sebagai pemimpin negeri adidaya juga sangat dibimbing oleh hari baik dan hari buruk.

Baca Juga: Penampilan Christian Bale yang Jadi Sorotan di film Thor: Love and Thunder

Begitu percayanya pada mitos, Reagan pun mudah memahami kepercayaan semacam keberadaan kanjeng Roro Kidul. Saat Sultan Hamengku Buwono IX wafat di AS, Reagan memerintahkan Air Force Two untuk membawa jenazahnya ke Honolulu. Kemudian di bawa pesawat Indonesia.

Ketika Soekarno menjadi penguasa di Republik ini, hidup-lah mitos tentang raja Jawa yang menjadi penguasa Ratu Kidul. Dalam kepercayaan masyarakat, penguasa atau pemimpin tidak akan menjadi kuat kalau tidak menjadi suami dari penguasa Ratu kidul.

Arti suami memang bukan secara harfiah. Menikah yang di maksud tersebut hanyalah sebuah perlambangan atau simbol. Dalam sebuah pidato kenegaraan, tepatnya pada hari Armada 1961 di Surabaya, Soekarno dengan lantang menyuarakan bahwa Republik Indonesia hanya bisa kuat kalau "kawin" dengan lautan.

Baca Juga: UPDATE KASUS SUBANG: Ini Balasan Saksi Y Atas Tuduhan Saksi D, Ternyata ................................

Laut harus menjadi "istri" bagi pemimpin Indonesia, Soekarno memang "kawin" dengan laut. Pada masa pemerintahannya, kekuatan armada Indonesia tergolong terbesar di Asia Tenggara.

Ketika menyerbu Irian Barat untuk merebutnya, konsentrasi Armada Indonesia saat itu dapat dikatakan yang terbesar setelah penyerbuan Normandia pada tahun 1944 oleh Sekutu yang menjadi titik awal kekalahan Nazi.

Soekarno telah membuktikannya bahwa kejayaan di laut, akan membawa kekuatan besar bagi Indonesia, hasilnya, Irian Barat bisa kembali ke Indonesia. Sebagian besar wilayah Indonesia adalah laut.

Di laut pula, terpendam kekayaan alam melimpah. Di laut, kita pernah membuktikan diri sebagai bangsa yang besar. Bagi Soekarno, laut bukan pemisah, melainkan penghubung. Artinya, ia menjadi bukti kesetiaan Soekarno sebagai "suami" kanjeng Roro Kidul.***

Editor: Agus Kusnadi

Sumber: Buku Dunia Batin 2 Macan Asia

Tags

Terkini

Terpopuler