Cerita Sembah Agung dan Penyebaran Agama Islam di Wilayah Cijulang

- 11 Desember 2020, 09:03 WIB
Gerbang Menuju Makam Sembah Agung
Gerbang Menuju Makam Sembah Agung /Tangkapan Layar dari YouTube Pada Suka TV/ 11 Desember 2020 /
PRIANGANTIMURNEWS- Makam Sembah Agung yang terletak di Jalan Batukaras, Pasuketan, Desa Batukaras, Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran menjadi saksi penyebaran agama Islam di Cijulang, Kabupaten Pangandaran.
 
Makam yang setiap minggunya selalu dihadiri penjarah dari berbagai daerah.
 
 
Jang Langas atau terkenal dengan Nama Sembah agung merupakan salah satu keturunan Raja Mandala Ke- 5.
 
Penyebaran agama Islam di Wilayah Cijulang, Pangandaran, menjadikannya sebagai riwayat sejarah.
 
Berdasarkan informasi dari berbagai sumber, sejarah mengatakan, Raja Mandala mempunyai lima keturunan. Yakni, Nini Geude Aki Geude, Jang Pati, Jang Raga, Jang Singa dan Jang Langas.
 
Endang Sukara yang merupakan salah seorang keturunan ke-11 Sembah Agung mengatakan, bahwa Jang Langas yang semulanya singgah dan tinggal di Cihaur Galuh pada abad ke- 16.
 
Diperkirakan, saat perjalanan Jang Langas menuju Batukaras atas mandat perintah Raja Mandala hanya untuk menjenguk kakak kandungnya Nini Geude Aki Geude di Jurago, Kecamatan Cigugur.
 
Perjalanan Jang Langas dari Cihaur meyakinkan cerita Raga Sangsang  atas kejadian diberikannya putri ananda Nini Geude Aki Geude. Padahal ia merupakan istri dari Raga Sangsang yang diserahkan kepada Raden Tameula di Sukapura.
 
Putri Nini Geude istri dari Raga Sangsang diminta oleh Raden Tameula waktu ia masih bersuami.
 
Raga Sangsang yang berniat kembali ke Kedung Randu di Banyumas melewati jalur Cihaur.
 
Singkat cerita, sesampainya di Cihaur, Raga Sangsang menyempatkan untuk bercerita pengalaman nasibnya bahwa istrinya putri dari Nini Geude Aki Geude diserahkan kepada Raden Tameula.
 
Mendengar cerita tersebut, Raja Mandala langsung mengutus Jang Langas untuk menemui Nini Geude Aki Geude. 
 
Sebelum menemuinya, Jang Langas memilih untuk bertemu dengan Raden Tameula di Sukapura.
 
Pada saat sampai di Sukapura, Raden Tameula sedang menggelar sayembara pembuatan Situ Cimaeate.
 
Ia mengatakan, bahwa siapa saja yang dapat membuat Situ Cimawate langsung diberikan hadiah putri Raden Tameula.
 
Salah satu peserta sayembara tersebut merupakan Jang Langas dan ia pun memenangkan sayembara sehingga Putri Raden Tameula diberikan sebagai hadiah.
 
Jang Langas, diberi hadiah putri oleh Raden Tameula untuk dinikahi. Tetapi, Jang Langas memiliki pendirian hadiah putri tersebut untuk diserahkan ke Kanjeung Sinuhun di Banyumas.
 
Putri Tameula diajak Jang Langas pergi ke Kedung Randu Banyumas. Sesampainya disana, diserahkannya hadiah sayembara kepada Kanjeng Sinuhun.
 
Jang Langas berharap diserahkannya putri tersebut agar Kanjeng Sinuhun tidak lagi berharap terhadap putri Nini Geude Aki Geude.
 
Kanjeng  Sinuhun menerima imbalan hadiah yang diserahkan Jang Langas, sambil berjanji akan diserahkan setelah 40 hari kepada Jang Langas.
 
40 Hari kemudian, janji Jang Langas ditepati dan mengembalikan Putri Raden Tameulq kepada Kanjeung Sinuhun.
 
"Jangan dinikahi dulu putri tersebut, lantaran sedang hamil" begitulah pesan Kanjeng Sinuhun.
 
Singkat cerita, Jang Langas dan Putri Raden Tameula berniat melanjutkan amanat Raja Mandala untuk bertemu dengan Nini Geude Aki Geude di Juragk Cigugur.
 
Ketika sampai Batu Nunggul, di Sungai Sandaan, Desa Margacinta, Kecamatan Cijulang, putri Raden Tameula melahirkan bayi kembar laki-laki.
 
Anak pertama yang lahir tiba-tiba saja menghilang dan yang nampak lahir hanya putra kedua.
 
Beberapa hari kemudian lahir bayi, putri Raden Tameula hendak ke air, lalu menitipkan bayinya dalam ayunan kepada Jang Langas.
 
Sebelumnya, Raden Tameula memberikan pesan kepada Jang Langas, saat bayi menangis jangan diayunkan.
 
Tetapi, Jang Langas lupa akan hal tersebut, sehingga bayi menghilang ketika diayunkan saat dalam keadaan menangis.
 
Saat menarik ayunan, bayi masih ada dalam ayunan, namun setelah ayunan didorong bayi tersebut langsung menghilang.
 
Dari kejadian itu, Jang Langas dan putri Raden Tameula sepakat untuk mencari jejak bayi yang hilang sambil menyiarkan Agama Islam.
 
Akhirnya, rencana Jang Langas untuk menemui Nini Geude Aki Geude ke Jurago, Kecamatan Cigugur tertunda karena mencari keberadaan bayi sambil menyiarkan ajaran Islam.***

Editor: Agus Kusnanto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x