Krisi Ukraina: Raksasa Mewah Chanel, Hermes, Cartier Menangguhkan Operasi di Rusia

- 7 Maret 2022, 18:00 WIB
Ilustrasi Foto Tas Hermes.
Ilustrasi Foto Tas Hermes. /Instagram @hermes/

LVMH, yang memiliki lebih dari 70 merek dari sampanye Moet & Chandon hingga Christian Dior, memiliki sekitar 3.500 karyawan di Rusia dan mengoperasikan 120 toko.

Merek Prancis Hermes bergerak lebih dulu, dengan mengatakan akan "menutup sementara toko kami di Rusia dan menghentikan semua kegiatan komersial kami" pada Jumat malam.

Pembuat tas Birkin tidak memberikan alasan atas keputusan tersebut. Ini memiliki tiga toko di negara ini dan sekitar 60 karyawan.

Beberapa jam kemudian, Chanel mengumumkan langkah serupa, mengutip "kekhawatiran yang meningkat tentang situasi saat ini, ketidakpastian yang berkembang, dan kompleksitas untuk beroperasi".

“Kami tidak akan lagi mengirim ke Rusia, kami akan menutup butik kami dan kami telah menangguhkan e-commerce kami,” kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan.

Baca Juga: Lirik Lagu Hati-hati di Jalan, Dari Tulus, Sedang Viral di Sosial Media

Chanel telah membuat kesal pengguna media sosial ketika menyebut invasi ke Ukraina sebagai “konflik” dan mengatakan akan menyumbangkan €2 juta untuk organisasi bantuan pengungsi yang beroperasi di perbatasan Ukraina.

Pengikut menuntut agar merek, yang mempekerjakan 300 orang dan memiliki lima butik di Rusia, berhenti menjual di sana.

Richemont yang berbasis di Swiss, yang memiliki Cartier dan Van Cleef & Arpels, mengatakan telah menangguhkan kegiatan komersial di Rusia pada 3 Maret, “mengingat konteks global saat ini”.

“Kami akan terus memantau perkembangan dan menyesuaikan langkah-langkah kami sesuai dengan itu,” tambahnya.

Halaman:

Editor: Agus Kusnadi

Sumber: FInancial Times


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah